Kinerja kuartal 1 tak sesuai target, Mirae rekomendasi hold saham WIKA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal pertama tahun ini. Laba bersih WIKA turun 65,3% secara year on year (yoy) menjadi Rp 99 miliar dalam tiga bulan di tahun 2020. 

Joshua Michael, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam riset 10 Juni 2020 menjelaskan, realisasi kinerja WIKA hanya memenuhi 6% dari target yang Mirae dan konsensus para analis buat. Penurunan laba bersih WIKA terjadi karena kerugian non operasional sebesar Rp 73 miliar sehingga laba bersih inti mencapai Rp 171 miliar. Ini sejalan dengan 10% dari estimasi Mirae di Rp 1,753 triliun. 

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) kantongi laba bersih Rp 152,37 miliar pada kuartal I 2020


Pendapatan WIKA sepanjang tiga bulan di tahun 2020 juga turun 35,4% secara yoy menjadi Rp 4,19 triliun. Joshua menjelaskan, realisasi pendapatan tersebut hanya memenuhi 14% dari target pendapatan yang dibuat Mirae. Sedangkan menurut konsesus, pendapatan kuartal 1 tahun 2020 hanya memenuhi 13%. 

Pada kuartal 1 tahun 2020, pendapatan infrastruktur dan bangunan turun 39,5% secara yoy. Begitu juga pendapatan energi dan industri  turun 35,6% secara yoy. 

Kondisi ini diperparah dengan biaya beban umum dan administrasi (G&A) WIKA yang juga meningkat dari Rp 170 miliar di kuartal 1 tahun 2019 menjadi Rp 192 miliar di periode sama tahun ini. Sehingga, margin laba operasi WIKA turun menjadi 7,5% di kuartal 1 tahun 2020 dari 8,3% di kuartal 1 tahun 2019. Sedangkan margin laba bersih juga turun dari 4,4% menjadi 2,4% di kuartal I tahun 2020. 

Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen Wijaya Karya (WIKA)

Gross gearing WIKA juga naik dari 0,78 kali di tahun 2019 menjadi 1,04 kali di kuartal 1 tahun 2020. Sementara net gearing WIKA juga melonjak dari 0,25 kali menjadi 0,59 kali di kuartal pertama tahun ini. 

Joshua menjelaskan, kenaikan gearing disebabkan tambahan utang Rp 2,5 triliun di kuartal 1 tahun 2020. Faktor kedua kenaikan gearing karena penurunan laba ditahan yang dihasilkan dari penerapan PSAK 71 sebesar Rp 2,2 triliun. 

Editor: Avanty Nurdiana