KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Mitra Adiperkasa (MAP) membukukan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang 2020. Tiga perusahaan Grup MAP yang tercatat di bursa kompak mengalami penurunan penjualan lebih dari 30%. Tiga emiten itu adalah PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (
MAPB), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (
MAPA), dan induknya PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI). Mengutip laporan keuangannya, penjualan bersih MAPA menurun paling dalam hingga Rp 36,02% year on year (yoy) menjadi Rp 4,78 triliun. Setelahnya disusul MAPB yang terkikis 33,95% yoy menjadi Rp 2,04 triliun.
Adapun induk perusahaan, MAPI, mengalami penurunan penjualan hingga 31,38% yoy, dari sebelumnya Rp 21,64 triliun menjadi Rp 14,85 triliun.
Baca Juga: Sandiaga berharap sektor ekonomi kreatif sumbang Rp 1.100 triliun Tekanan dari sisi top line menyeret dari sisi bottom line-nya, bahkan hingga menanggung rugi. Hanya MAPA yang masih mencatatkan laba bersih Rp 2,08 miliar di tahun 2020. Akan tetapi, laba bersih itu melorot cukup dalam dari sebelumnya Rp 686,77 miliar atau turun 99,70% yoy.
Adapun MAPB menanggung rugi bersih hingga Rp 164,80 miliar. Bottom line-nya tertekan 199,44% yoy dari laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp 165,73 miliar. Ini menjadikan MAPB sebagai emiten dengan penurunan terdalam di antara Grup MAP. Sementara induk perusahaannya, MAPI, menanggung rugi bersih Rp 553,72 miliar. Jumlah tersebut menurun 159,32% dibanding tahun sebelumnya. Asal tahu saja, di tahun 2019 MAPI mampu mengantongi laba bersih hingga Rp 933,49 miliar. Kendati sepanjang tahun 2020 masih merugi, VP Investor Relations, Corporate Communications, and Sustainability MAPI Ratih D Gianda mengungkapkan, perusahaan membukukan laba bersih hingga Rp 82,7 miliar di kuartal IV 2020. Pada kuartal sebelumnya, MAPI menanggung rugi bersih Rp 217 miliar. Kenaikan dari sisi
bottom line ini tidak terlepas dari penjualan bersih di kuartal IV 2020 yang terkerek 36,5% secara
quartal on quartal, menjadi Rp 4,6 triliun. Lebih lanjut diungkapkan, kinerja yang melesat di kuartal IV dipicu pembukaan kembali pusat perbelanjaan secara bertahap dan momentum dari strategi Unified Retail yang berpusat pada program loyalty MAP CLUB. Ratih menjelaskan, dengan reorganisasi tim dari masing-masing merek untuk melayani kanal online dan offline ke dalam satu infrastruktur yang terintegrasi, perusahaan mampu memanfaatkan 3,7 juta basis anggota MAP CLUB. Strategi ini bertujuan memperkenalkan produk-produk baru dari merek favorit bertepatan dengan datangnya musim liburan.
Baca Juga: Map Aktif Adiperkasa (MAPA) kantongi laba usaha kuartal IV 2020 Rp 184 miliar Sementara itu, Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika, mengungkapkan, kenaikan drastis di kuartal IV tidak lepas dari
seasonality dan tingkat kunjungan mal yang mulai meningkat. Di sisi lain, MAPI memiliki target pasar kelas menengah atas, sehingga kinerjanya lebih mampu bertahan dibandingkan peritel lainnya. Walau membukukan kinerja yang apik, menurutnya industri ritel masih menghadapi situasi yang menantang di tahun 2021 ini. Sebab, daya beli masyarakat pulih secara perlahan dan masih diterapkannya kebijakan Pembelakukan Kegiatan Masayrakat (PPKM). Ia pun mencermati, masyarakat cenderung masih menahan pembelian yang sifatnya konsumtif. Oleh karenanya, ia memprediksi sepanjang tahun 2021 ini topline maupun bottom line MAPI akan bertumbuh single digit saja. Salah satu yang akan mendorong kinerja MAPI adalah momentum Lebaran. Menurutnya, Lebaran tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu karena daya beli yang lebih baik, apalagi dengan kebijakan pembayaran THR. Di sisi lain, momentum Lebaran akan lebih maksimal dengan adanya kelonggaran jam operasional pusat perbelanjaan.
Editor: Noverius Laoli