Kinerja perusahaan teknologi raksasa AS semakin cemerlang di tengah pandemi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat (AS) merilis laporan keuangan kuartal III cukup baik seperti  Facebook, induk Google yakni Alphabet, Amazon, dan Microsoft.

Perusahaan-perusahaan menjadi andalan investor untuk bisa menggerakkan reli pasar saham di tengah pandemi Covid-19.

Kinerja cemerlang tersebut menujukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi raksasa AS ini telah memperluas bisnisnya. Mereka berhasil mengungguli saingan yang lebih kecil tahun ini karena pandemi mempercepat tren  belanja online, streaming video, dan teknologi lainnya.


Alphabet dan Facebook sama-sama melaporkan kenaikan yang kuat dalam penjualan iklan dan beberapa peringatan terkait masa depan. Facebook, yang seringkali konservatif dengan proyeksi, mengatakan bahwa ketidakpastian terkait pandemi dapat menyulitkan tahun 2021. Saham Facebook turun 1%, sementara Alphabet melonjak 7%.

Nicholas Hyett, analis ekuitas di Hargreaves Lansdown melihat kenaikan penjualan iklan tersebut merupakan bukti kekuatan luar biasa dari monopoli Google.

Baca Juga: Bursa Australia catatkan pekan terburuknya sejak April

"Saat bisnis yang bergerak di bidang marketing tengah berjuang karena banyak pengiklan menurunkan biaya belanja, tampaknya sebagian dari uang tunai sebenarnya menemukan jalannya ke raksasa penelusuran internet ini.”katanya seperti dikutip Reuters, Jumat (30/10).

Sementara saham Apple jatuh lebih dari 5% setelah penjualan iPhone meleset dari perkiraan perusahaan analis meskipun pendapatan kuartalan dan labanya perusahaan ini masih mengalahkan ekspektasi analis. Penurunan itu membuat nilai pasar Apple menguap US$ 100 miliar.

Analis memperkirakan pendapatan agregat S&P 500 akan turun 13% pada kuartal III. Namun, sektor teknologi diprediksi akan akan naik 4,5%. Sektor ini mencakup Apple, Microsoft dan banyak perusahaan indeks terbesar lainnya, menurut data IBES dari Refinitiv.

Twitter melaporkan lebih sedikit pengguna baru dari perkiraan Wall Street, mengirimkan sahamnya 17% lebih rendah. Jika Twitter jatuh sebanyak itu dalam sesi perdagangan hari Jumat, itu akan menjadi penurunan satu hari terdalam sejak Maret, ketika ketakutan terkait pandemi mengirim pasar saham global ke aksi jual yang dalam.

Baca Juga: Investor hati-hati, bursa Asia kembali melemah pada awal perdagangan Jumat (30/10)

Editor: Noverius Laoli