Kinerja Siloam (SILO) akan tumbuh positif di saat pandemi covid-19, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - ​JAKARTA. Kinerja emiten kesehatan di tengah pandemi Covid-19 mencatatkan pergerakan positif. Salah satunya anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yakni PT Siloam International Hospitals (SILO).

Pada perdagangan Rabu (12/5), saham SILO ditutup menghijau pada level 5.450 atau naik 1,40% dibandingkan hari sebelumnya.

Analis Pasar Modal Sukarno Alatas belum lama ini mengatakan bahwa kinerja emiten kesehatan akan positif karena saat ini masyarakat mengeluarkan dana untuk prioritas produk dan layanan kesehatan di tengah ancaman virus Corona.


Baca Juga: OSO Sekuritas: Tambah kepemilikan Siloam (SILO) oleh LPKR langkah tepat

Apalagi, di tengah ketidakpastian akan vaksin, masa Covid-19 menjadi tidak jelas kapan akan tuntas. Karena itu, prioritas masyarakat akan tertuju bagaimana menjaga kesehatan keluarga sehingga produk layanan kesehatan akan menjadi pilihan pertama di banding konsumsi lainnya.

Karena itu, emiten kesehatan seperti SILO diyakini akan memiliki kinerja positif di tengah dalam jangka panjang. Sukarno menyebut, sektor kesehatan masih menarik karena merupakan segmen bisnis yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Apalagi, sektor rumah sakit akan menghasilkan pendapatan berulang (recurring income) bagi SILO, yang juga akan mendorong induknya, yakni LPKR.

"Di saat kondisi kesadaran kesehatan dan antisipasi masyarakat terhadap virus corona meningkat seharusnya sektor kesehatan bisa diuntungkan. Maka ada peluang kinerjanya bisa lebih baik. Untuk jangka panjang, pasti positif," ucap Sukarno dalam keterangannya.

Kinerja emiten kesehatan juga didorong kebijakan pembebasan bea masuk yang akan membuat bahan baku obat dan peralatan medis impor menjadi lebih murah.

Dengan demikian rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan tidak mengeluarkan ongkos banyak untuk membelinya. Dengan begitu, Sukarno melihat laba emiten farmasi bakal tumbuh .

Kinerja SILO diyakini juga akan mendorong kinerja LPKR mengingat SILO menghasilkan recurring income yang konsisten. Karena itu, asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif.

Editor: Yudho Winarto