KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana alam yang secara beruntun terjadi di Indonesia selama 2018 telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Selain menelan korban jiwa dan harta benda, bencana alam juga merusak tambak atau kolam perikanan budidaya. Salah satu kerusakan tersebut disebabkan tsunami. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, akibat tsunami Selat Sudan yang menerjang wilayah Banten dan Lampung, kerusakan parah terjadi di kolam, tambak dan arana perbenihan perikanan. Bahkan kematian massal perikanan budidaya terjadi akibat bencana tersebut. Untuk mengatasi kerugian petambak dan pembudidaya, KKP mengajak para pembudidaya ikan mengikuti Program Asuransi Perikanan bagi Pembudidaya Ikan Kecil (APPIK). Dengan mengikuti asuransi ini, maka pembudidaya dapat mengklaim kerugian mereka sehingga usaha budidaya mereka tetap bisa dijalankan kembali pasca bencana.
KKP gulirkan asuransi budidaya hadapi bencana alam
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana alam yang secara beruntun terjadi di Indonesia selama 2018 telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Selain menelan korban jiwa dan harta benda, bencana alam juga merusak tambak atau kolam perikanan budidaya. Salah satu kerusakan tersebut disebabkan tsunami. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, akibat tsunami Selat Sudan yang menerjang wilayah Banten dan Lampung, kerusakan parah terjadi di kolam, tambak dan arana perbenihan perikanan. Bahkan kematian massal perikanan budidaya terjadi akibat bencana tersebut. Untuk mengatasi kerugian petambak dan pembudidaya, KKP mengajak para pembudidaya ikan mengikuti Program Asuransi Perikanan bagi Pembudidaya Ikan Kecil (APPIK). Dengan mengikuti asuransi ini, maka pembudidaya dapat mengklaim kerugian mereka sehingga usaha budidaya mereka tetap bisa dijalankan kembali pasca bencana.