Koalisi Arab Saudi umumkan gencatan senjata perang Yaman yang sudah berkobar 5 tahun!



KONTAN.CO.ID - DUBAI/RIYADH. Koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi gerakan Houthi yang bersebelahan dengan Iran mengatakan pada hari Rabu, mereka menghentikan operasi militer secara nasional dalam mendukung upaya PBB untuk mengakhiri perang lima tahun yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebarkan kelaparan dan penyakit.

Melansir Reuters, langkah ini bertujuan untuk memfasilitasi pembicaraan yang disponsori oleh utusan khusus PBB Martin Griffiths untuk gencatan senjata permanen, dan sebagian diputuskan untuk menghindari kemungkinan wabah virus corona baru di Yaman. Menurut juru bicara koalisi Kolonel Turki al -Malki, di Yaman, sejauh ini tidak ada kasus virus corona yang dilaporkan.

Gencatan senjata ini akan mulai berlaku pada tengah hari mulai Kamis selama dua minggu dan terbuka untuk perpanjangan, katanya dalam sebuah pernyataan.


Baca Juga: Saat perang lawan corona, Arab Saudi cegat rudal Houthi di langit Riyadh

Pengumuman ini adalah terobosan besar pertama sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadakan pesta perang pada akhir 2018 di Swedia di mana mereka menandatangani gencatan senjata di kota pelabuhan Hodeidah.

Tetapi tidak jelas apakah Houthi akan mengikuti keputusan koalisi.

Juru Bicara Mohammed Abdulsalam mengatakan Houthi telah mengirim PBB sebuah visi komprehensif yang mencakup diakhirinya perang dan "blokade" yang diterapkan di Yaman.

"(Usulan kami) akan meletakkan dasar untuk dialog politik dan masa transisi," tweetnya, Rabu seperti yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Demi ambisi, Putra Mahkota Arab Saudi tangkap pamannya dengan tuduhan kudeta

Pekan lalu, utusan PBB Griffiths mengirim proposal ke pemerintah yang diakui internasional, koalisi militer yang dipimpin Saudia, dan gerakan Houthi yang mengendalikan ibukota Sanaa dan sebagian besar Yaman utara.

Griffiths menyambut baik pengumuman koalisi dan meminta pihak-pihak yang bertikai untuk memanfaatkan kesempatan ini dan segera menghentikan semua permusuhan dengan urgensi tertinggi, dan membuat kemajuan menuju perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie