KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (
PRDA) bersama pemerintah Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan penanaman bibit mangrove di kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Muara Tawar Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (22/6) dalam rangka melestarikan lingkungan dan mengurangi dampak buruk polusi udara. Berdasarkan data real-time portal Global Environment Monitoring dari United Nations for Environment Programme (UNEP), tercatat bahwa hampir sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki indeks kualitas udara yang melebihi ambang batas WHO, yaitu sebesar 5 mikrogram per meter kubik, dengan konsentrasi tertinggi terdapat di pulau Jawa dan Sumatera. Adapun, kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bentuk komitmen Prodia dalam mengoptimalkan penerapan aspek
Environmental, Social, and Governance atau yang biasa dikenal sebagai ESG.
Baca Juga: Tahun 2023, Prodia Widyahusada Targetkan Kontribusi Digital Channel Mencapai 18% Penanaman lebih dari 1.000 bibit mangrove ini dihadiri oleh Dewi Muliaty selaku Direktur Utama Prodia, Ida Zuraida selaku Direktur Human Capital & General Affairs Prodia, Dani Ramdan selaku Bupati Kabupaten Bekasi, Imam Santoso selaku Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi, beserta jajaran pejabat daerah dan relawan yang hadir dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menyampaikan, kegiatan ini adalah cermin bahwa kesehatan yang baik bukan hanya didukung dari faktor internal tubuh saja, melainkan juga dari kualitas lingkungan hidup sekitar. "Kami optimistis bibit mangrove ini dapat tumbuh dengan baik dan dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar kawasan PRPM Muara Tawar, serta dapat mengurangi dampak negatif dari krisis perubahan iklim dan polusi udara,” ujarnya. Menurut Dewi ini bukan hal yang pertama kali Prodia melakukan program CSR tetapi sudah hampir lebih dari 10 tahun Prodia konsisten turut menjaga kondisi sosial dan lingkungan bukan hanya kesehatan. "Kami ingin memberikan dampak positif pada sosial dan lingkungan. Selain itu daerah ini masih membutuhkan observasi keberlanjutan sekaligus turut mengantisipasi masalah polusi udara yang terjadi," jelasnya.
Editor: Yudho Winarto