Konsumen pesimistis terhadap prospek kondisi ekonomi 6 bulan ke depan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Konsumen nampak lebih pesimistis terhadap prospek kondisi ekonomi 6 bulan ke depan. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Juli 2021 sebesar 93,2 atau lebih rendah dari 124,4. 

Tak hanya menurun, IEK ini bahkan berada di area pesimis atau indeks di bawah 100 setelah pada bulan sebelumnya masih bisa di zona positif atau indeks di atas 100. 

“Konsumen memperkirakan ekspansi kondisi perekonomian pada 6 bulan ke depan masih terbatas, baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja,” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam laporannya, Senin (9/8). 


Erwin kemudian memerinci, konsumen memperkirakan perkembangan kegiatan usaha ke depan lebih terbatas, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha sebesar 84,4 atau lebih rendah dari 122,8 pada bulan sebelumnya. 

Baca Juga: Keyakinan konsumen anjlok, konsumen kembali pesimistis terhadap kondisi ekonomi

Penurunan indeks terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran responden, terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 4,1 juta hingga Rp 5 juta per bulan. 

Menurut kategori usia, penurunan indeks terjadi pada seluruh kelompok usia responden, dengan terdalam pada responden berusia 41 tahun hingga 50 tahun. 

Sejalan dengan menurunnya ekspektasi terkait perkembangan kegiatan usaha, ekspektasi konsumen terhadap penghasilan 6 bulan ke depan juga terpantau melemah. Ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Penghasilan yang turun dari 129,2 pada bulan sebelumnya menjadi 104,3 pada Juli 2021. 

Penurunan indeks terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran, terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per bulan. 

Berdasarkan kategori usia responden, penurunan ekspektasi terhadap penghasilan ke depan juga terjadi pada seluruh kelompok usia, paling dalam pada kelompok usia 51 tahun hingga 60 tahun. 

Baca Juga: Kinerja indeks saham BUMN loyo, ini pemberatnya

Editor: Noverius Laoli