KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Penjualan listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diprediksi kembali tak akan mencapai target tahunan. Pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik industri yang cenderung stagnan diklaim sebagai penyebabnya. Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, penjualan listrik PLN tergantung dari konsumsi setrum masing-masing segmen konsumen. Sementara konsumsi listrik akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, khususnya pada segmen industri. Baca Juga: PLN: EBT merupakan solusi efektif demi dorong elektrifikasi Papua "Itu saling terkait, tergantung (pertumbuhan konsumsi listrik) di sektor lain," kata Djoko ke Kontan.co.id, Jum'at (18/10). Pada tahun 2018 lalu, target penjualan dan konsumsi listrik berada di angka 7%. Namun, realisasinya hanya menyentuh angka 5,15% atau setara dengan 232,43 TeraWatthour (TWh). Sementara pada tahun ini, target penjualan listrik PLN dipatok sebesar 7,06% atau sebesar 248,8 TWh. Dengan melihat realisasi hingga kuartal III 2019, Djoko memperkirakan konsumsi listrik dan penjualan setrum PLN sangat sulit menyentuh 7%, dan tidak akan beranjak dari 5%. "Kalau melihat realisasi kuartal III, sangat sulit (di atas 5%). Terutama karena sektor industri yang hanya tumbuh 1%," kata Djoko. Dihubungi terpisah, Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Edison Sipahutar menerangkan, pertumbuhan penjualan listrik PLN hingga kuartal III baru mencapai 4,18%. Jika dirinci, sektor industri memang mengalami pertumbuhan konsumsi listrik yang paling rendah. Berdasarkan data yang diterima Kontan.co.id, pertumbuhan penjualan listrik ke segmen rumah tangga hingga kuartal III sebesar 5,61% (menjadi 75,9 TWh), bisnis sebanyak 5,72% (32,65 TWh), publik 4,11% (6,12 TWh), dan sosial sebesar 10,4% (6,2 TWh). Baca Juga: Ekspedisi Papua Terang dimulai, energi terbarukan jadi tumpuan Sementara itu, segmen industri hanya tumbuh 1,13% (56,9 TWh) hingga kuartal III. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, konsumsi listrik industri tumbuh sebesar 6,83%. Di sisi lain, industri menjadi segmen kedua yang paling banyak menyerap listrik PLN setelah segmen rumah tangga. Edison bilang, porsi penjualan setrum ke industri mencapai 32%. "Untuk (target) konsumsi listrik cukup berat mencapainya. Industri hanya tumbuh 1,13%. Industri tekstil, baja dan semen pertumbuhan konsumsinya negatif," kata Edison ke Kontan.co.id, Jum'at (18/10).
Konsumsi listrik industri payah, penjualan listrik PLN bisa tak capai target
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Penjualan listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diprediksi kembali tak akan mencapai target tahunan. Pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik industri yang cenderung stagnan diklaim sebagai penyebabnya. Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, penjualan listrik PLN tergantung dari konsumsi setrum masing-masing segmen konsumen. Sementara konsumsi listrik akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, khususnya pada segmen industri. Baca Juga: PLN: EBT merupakan solusi efektif demi dorong elektrifikasi Papua "Itu saling terkait, tergantung (pertumbuhan konsumsi listrik) di sektor lain," kata Djoko ke Kontan.co.id, Jum'at (18/10). Pada tahun 2018 lalu, target penjualan dan konsumsi listrik berada di angka 7%. Namun, realisasinya hanya menyentuh angka 5,15% atau setara dengan 232,43 TeraWatthour (TWh). Sementara pada tahun ini, target penjualan listrik PLN dipatok sebesar 7,06% atau sebesar 248,8 TWh. Dengan melihat realisasi hingga kuartal III 2019, Djoko memperkirakan konsumsi listrik dan penjualan setrum PLN sangat sulit menyentuh 7%, dan tidak akan beranjak dari 5%. "Kalau melihat realisasi kuartal III, sangat sulit (di atas 5%). Terutama karena sektor industri yang hanya tumbuh 1%," kata Djoko. Dihubungi terpisah, Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Edison Sipahutar menerangkan, pertumbuhan penjualan listrik PLN hingga kuartal III baru mencapai 4,18%. Jika dirinci, sektor industri memang mengalami pertumbuhan konsumsi listrik yang paling rendah. Berdasarkan data yang diterima Kontan.co.id, pertumbuhan penjualan listrik ke segmen rumah tangga hingga kuartal III sebesar 5,61% (menjadi 75,9 TWh), bisnis sebanyak 5,72% (32,65 TWh), publik 4,11% (6,12 TWh), dan sosial sebesar 10,4% (6,2 TWh). Baca Juga: Ekspedisi Papua Terang dimulai, energi terbarukan jadi tumpuan Sementara itu, segmen industri hanya tumbuh 1,13% (56,9 TWh) hingga kuartal III. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, konsumsi listrik industri tumbuh sebesar 6,83%. Di sisi lain, industri menjadi segmen kedua yang paling banyak menyerap listrik PLN setelah segmen rumah tangga. Edison bilang, porsi penjualan setrum ke industri mencapai 32%. "Untuk (target) konsumsi listrik cukup berat mencapainya. Industri hanya tumbuh 1,13%. Industri tekstil, baja dan semen pertumbuhan konsumsinya negatif," kata Edison ke Kontan.co.id, Jum'at (18/10).