Kota industri China yang dilanda virus corona mulai berproduksi lagi, ini ceritanya



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pusat-pusat manufaktur besar di daratan China mulai melonggarkan pembatasan pergerakan orang dan lalu lintas. Sementara, pemerintah daerah mendesak pabrik-pabrik untuk kembali memulai produksi. Langkah ini dilakukan setelah pabrik berhenti produksi selama berminggu-minggu akibat wabah virus corona yang mematikan.

Melansir Reuters, dalam upaya awal mereka untuk menahan virus, pihak berwenang memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan pada akhir Januari sekitar 10 hari, melakukan karantina, dan memberlakukan pembatasan lalu lintas di sebagian besar negara itu.

Alhasil, langkah-langkah ini memperlambat sektor industri, karena perusahaan tidak dapat melanjutkan produksi atau mengembalikan produksi ke tingkat normal akibat kurangnya pekerja.


Baca Juga: Efek virus corona menghantam bisnis olahraga Adidas dan Puma

Banyak juga perusahaan yang tidak dapat menerima pengiriman bahan baku atau mengirim produk ke klien karena hambatan logistik, akibat gangguan yang melanda rantai pasokan di seluruh dunia.

China sendiri yakin akan mencapai keseimbangan antara memberantas epidemi yang telah menginfeksi lebih dari 70.000 orang dan membunuh lebih dari 2.000 orang, sekaligus melindungi ekonomi yang sudah melemah dari kerusakan yang lebih parah.

Baca Juga: WHO: Ada kemajuan luar biasa dalam perang melawan virus corona

Mari kita lihat Kota Foshan. Kota ini merupakan produsen besar peralatan elektronik dan rumah tangga di provinsi selatan Guangdong. Pemerintah kota setempat mengatakan pada Selasa malam bahwa para pebisnis tidak perlu lagi meminta persetujuan sebelum melanjutkan operasi. Mereka juga tidak perlu meminta pekerja yang kembali untuk menunjukkan bukti kesehatan mereka.

Pada hari Senin, kota terdekat Zhongshan juga mencabut larangan administratif semacam itu.

Baca Juga: Harga emas melesat di tengah kekhawatiran dampak ekonomi virus corona

Di provinsi timur Zhejiang, yang dikenal dengan sektor privatnya yang ramai, kota-kota Hangzhou dan Ningbo, sejak akhir pekan lalu juga mengurangi proses persetujuan bagi perusahaan yang ingin memulai kembali.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie