Kredit investasi masih mencatatkan pertumbuhan positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya pertumbuhan kredit di tanah air terutama disebabkan oleh kredit modal kerja, dan kredit konsumsi. Sementara kredit investasi masih tumbuh positif.

Sampai Agustus 2020, Otoritas Jasa Keuangan mencatat pertumbuhan kredit secara total masih negatif 1,69% (ytd), kredit investasi masih tumbuh positif 0,54% (ytd). Sementara segmen lain yaitu modal kerja juga tercatat negatif 2,86% (ytd), dan konsumsi negatif 1,89% (ytd). 

Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk (BNLI) Darwin Wibowo pun sepakat, meski dilanda pandemi masih ada sejumlah perusahaan yang menggelar ekspansi sehingga butuh kucuran kredit investasi. “Meski pandemi, masih ada perusahaan tetap melakukan ekspansi, karena memang sudah direncanakan misalnya sehingga membutuhkan kredit investasi. Sementara, kredit modal kerja wajar turun karena aktivitas ekonomi juga melambat,” katanya kepada KONTAN, Kamis (8/10).


Baca Juga: Saham bank BUKU IV kompak menguat, simak rekomendasi berikut

Merujuk laporan keuangan perseroan sampai akhir semester I-2020, meski pertumbuhan kreditnya tercatat negatif 4,61% (ytd). Kredit investasi Bank Permata justru tumbuh 7,22% (ytd), dari Rp 18,32 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 19,64 triliun. Sedangkan segmen lainnya praktis tumbuh negatif.

Direktur perbankan korporasi PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie pun sepakat, permintaan kredit investasi masih cukup baik terutama berasal dari korporasi besar yang relatif bebas risiko atau justru mendapat keuntungan akibat pandemi. 

“Permintaan kredit investasi masih ada terutama dari perusahaan yang besar yang cukup tangguh masih tetap jalan. Buat perusahaan besar, pandemi bisa jadi kesempatan misalnya untuk ekspansi, akuisisi perusahaan lain, atau refinancing,” katanya dalam paparan daring, Kamis (8/10).

Pria yang karib disapa Kun ini menambahkan, dalam beberapa waktu belakangan Bank DBS Indonesia tercatat telah mengucurkan kredit Rp 10 triliun ke sejumlah korporasi untuk ekspansi, maupun membantu pendanaan via penerbitan surat utang. 

Baca Juga: Aksi merger multifinance di Indonesia bisa makin ramai

Teranyar, Bank DBS Indonesia juga berpartisipasi dalam kredit sindikasi Rp 2,66 triliun kepada PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) bersama DBS Bank Ltd, PT Bank BTPN Tbk (BTPN), Citigroup Global MArkets Asia Ltd, dan PT Bank HSBC Indonesia.

“Kami sudah membantu satu perusahaan yang tak bisa kami sebut untuk melakukan akuisisi dengan pendanaan Rp 3 triliun. Dalam pipeline kami setidaknya masih ada satu sampai dua perusahaan lagi yang bisa kami kucurkan kredit,” sambungnya. 

Editor: Handoyo .