Kredit konsumer perbankan di awal kuartal III 2019 kurang bergairah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki kuartal III 2019, pertumbuhan kredit konsumer perbankan kian melesu. Bank Indonesia (BI) dalam Analisis Uang Beredar mencatat per Juli 2019 total realisasi kredit konsumsi perbankan mencapai Rp 1.561,5 triliun atau baru tumbuh 7,3% secara year on year (yoy).

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, realisasi tersebut menurun dari kenaikan 7,7% yoy per Juni 2019. Sementara dibandingkan tahun sebelumnya, per Juli 2018 kredit konsumsi sempat meningkat 11,4%.

Menurut BI, perlambatan tersebut disebabkan oleh kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang kurang bergairah.


Baca Juga: Sejumlah bank pangkas bunga deposito pasca penurunan BI rate

KPR per Juli 2019 tumbuh sebesar 12,3% yoy, lebih rendah dibandingkan 12,8% pada bulan sebelumnya. Terutama karena perlambatan KPR tipe 22-70 di wilayah Banten dan DKI Jakarta.

Di sisi lain, KKB tercatat makin loyo atau hanya naik 3,5% yoy per Juli 2019, turun dari bulan Juni 2019 yang naik 5,3% yoy. Hal ini disebabkan oleh perlambatan kredit pada kendaraan roda emapt di wilayah DKI Jakarta dan Sumatera Utara.

Beberapa bank pemain kredit konsumer pun mengamini bahwa perlambatan di segmen ini tengah terjadi. Tak lain disebabkan oleh menurunnya permintaan kredit dari masyarakat. Ambil contoh, penguasa pasar KPR PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

Baca Juga: Suku bunga KPR mendaki saat suku bunga BI turun, apa yang terjadi?

Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan per Juli 2019 kredit konsumer tumbuh di kisaran 19% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.

Pihaknya mengakui, pertumbuhan tersebut sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode Juli 2018 yang sempat naik tinggi 20,07% yoy.

Kendati demikian, Mahelan optimistis hal tersebut tak akan berlangsung lama. Terutama, dengan adanya penurunan suku bunga acuan oleh BI sebanyak dua kali pada tahun ini menjadi 5,5% kemungkinan bakal menjadi jamu sehat bagi perbankan.

"Hal ini dapat mendorong penurunan cost of fund perbankan dalam penghimpunan DPK (dana pihak ketiga). Sehingga bisa menurunkan suku bunga kredit pada debitur," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (1/9).

Lebih lanjut, dengan adanya penurunan suku bunga tersebut, Mahelan yakin kredit konsumer dapat terangkat secara signifikan di semester II 2019.

Walau tak merinci secara detail, bank bersandi saham BBTN ini meyakini pertumbuhan kredit dapat melompat hingga dua digit pada akhir tahun 2019.

Baca Juga: BRI prediksi pembiayaan mobil listrik mulai melaju pada 2020

Di sisi lain, PT Bank CIMB Niaga Tbk bilang kalau per Juli 2019 kredit konsumer masih tumbuh baik. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mencatat rata-rata produk kredit konsumer perseroan tumbuh lebih tinggi dari industri per Juli 2019.

Salah satunya, KPR CIMB Niaga sudah tumbuh 13%-14% secara yoy, disusul oleh pertumbuhan bisnis kartu kredit di kisaran 10% serta kredit pemilikan mobil (KPM) yang secara volume penjualan naik 45%.

"Kami masih positif, dari sisi balance sheet KPR masih lebih tinggi dibandingkan kartu kredit dan KPM. Kami tetap tumbuh bagus," terangnya.

Editor: Yudho Winarto