Krisis di tubuh Boeing Co memburuk, ekonomi AS bisa terpukul



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Boeing Co mengatakan pada hari Senin (16/12) bahwa perusahaan itu akan menangguhkan produksi pesawat jet 737 MAX yang terlaris produksinya pada Januari 2020. Ini merupakan kali pertama dalam lebih dari 20 tahun Boeing menghentikan produksi, akibat dampak dari dua kecelakaan fatal pada pesawat beberapa waktu lalu.

Boeing, yang mengembangkan 737 selatan Seattle, mengatakan tidak akan memberhentikan satu pun karyawannya yang kini berjumlah 12.000 orang selama pembekuan produksi. Namun, sejumlah pihak menilai, langkah itu dapat berdampak pada seluruh rantai pasokan global dan ekonomi AS.

Keputusan dewan direksi Boeing tersebut diambil selang dua hari setelah Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menolak untuk menyetujui beroperasinya kembali pesawat jet sebelum 2020 dan menyampaikan apa yang dilihat sebagai penolakan publik terhadap harapan Boeing untuk bergerak lebih cepat.


Baca Juga: Boeing crisis deepens as 737 production stops for first time in two decades

737 MAX telah dikandangkan sejak Maret setelah terjadi dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 orang dalam waktu lima bulan. Peristiwa itu membuat pabrik pesawat AS ini merugi lebih dari US$ 9 miliar sejauh ini.

Keputusan untuk menghentikan produksi akan memiliki dampak langsung yang kecil pada maskapai yang telah mengalami penghentian pengiriman, pembatalan penerbangan, atau menyewa pesawat pengganti.

Akan tetapi, hal itu menandai semakin memburuknya krisis yang telah membuat jet terlaris Boeing dikandangkan di seluruh dunia, catatan keselamatannya diteliti, pelanggan mendesak untuk kompensasi dan hubungan landasannya dengan FAA ditempatkan di bawah tekanan.

Baca Juga: Boeing akan hentikan produksi pesawat 737 MAX?

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie