Kunci menjadi kaya berdasarkan pengalaman 233 jutawan di dunia



KONTAN.CO.ID -  Seorang perencana keuangan bersertifikat dan bergelar master di bidang perpajakan bernama Tom Corley berbagi pengalaman merasa jadi orang kaya berdasarkan hasil wawancara yang ia lakukan terhadap 233 jutawan.

Hasil wawancara tersebut dibagikan Corley dalam kolom, opini yang dipublikasikan di Grow.acorns.com pada Rabu (16/12) kemarin.

Ia mengatakan, sebagai bagian dari Studi Kebiasaan Kaya, Corley mewawancarai 233 jutawan selama hampir lima tahun, dan ia menggunakan patokan dua bagian untuk membantunya memenuhi syarat mata pelajaran kaya versinya.


Masing-masing memiliki aset likuid bersih sebesar US$ 3,2 juta, setara Rp 45,28 miliar (kurs Rp 14.150) atau lebih dan pendapatan kotor tahunan sebesar US$ 160.000 atau Rp 2,26 miliar atau lebih.

Baca Juga: Yuk intip 5 strategi investasi yang dipakai Warren Buffett, patut dicontoh investor

Tetapi kenyataannya, ia mengatakan, Anda bisa menjadi kaya dan tidak memenuhi salah satu dari dua kriteria itu. Kunci untuk menjalani kehidupan yang kaya bergantung pada penciptaan standar hidup yang dapat kita terima dan kita mampu.

Sasaran kita mungkin untuk pensiun lebih awal atau untuk menghasilkan aliran pendapatan pasif yang stabil, atau sekadar merasa kita memiliki cukup uang untuk melakukan apa yang kita inginkan. Terlepas dari itu, ada kebiasaan umum tentang uang cerdas yang dapat membantu kita menjalani kehidupan yang kaya, di tingkat pendapatan apa pun: Pahami perbedaan antara hemat dan murah dalam hal cara Anda membelanjakan uang.

Baca Juga: Layak ditiru, 5 strategi investasi yang dipakai Warren Buffett

Menurut Corley, Hemat dan murah hampir tidak ada kesamaan. Pengeluaran murah berarti membeli produk atau layanan termurah, dengan sedikit atau tanpa memperhatikan kualitas. Pengeluaran hemat berarti membeli produk atau layanan berkualitas tertinggi dengan harga terendah.

Membuat pilihan yang hemat sehingga kita hidup sesuai kemampuan kita dapat membantu kita merasa kaya, tidak peduli berapa banyak uang yang kita hasilkan.

Editor: Noverius Laoli