Kurangi 1.500 Karyawan Secara Global, Unilever Akan Bangun Model Bisnis Baru



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Grup Unilever akan mengurangi 1.500 pekerjanya di tingkat global dalam waktu dekat. Dalam keterangan resmi yang terdapat di situsnya, untuk merampingkan model bisnisnya, Unilever harus melakukan Pemutusan Hubungan  Kerja (PHK) skala besar.

CEO Unilever, Alan Jope, menjelaskan, model bisnis perusahaan akan dirampingkan menjadi 5 unit. Model organisasi yang baru tersebut akan mengurangi peran manajemen senior sebesar 15%, dan manajemen junior 5%, yang setara jumlahnya dengan 1.500 karyawan Grup Unilever secara global.

Adapun lima grup bisnis tersebut antara lain, Kecantikan dan Kesejahteraan (Beauty & Wellbeing), Perawatan Pribadi (Personal Care), Perawatan Rumah (Home Care), Nutrisi (Nutrition) dan Es Krim (Ice Cream). Tiap grup ini akan bertanggung jawab penuh untuk mencapai target pertumbuhan, profit dan strategi secara global.


“Perubahan akan tunduk pada konsultasi. Kami tidak berharap tim pabrik akan terpengaruh oleh perubahan ini. Semua biaya yang terkait dengan pendirian organisasi baru akan dikelola dalam rencana investasi restrukturisasi yang ada,” ujar Alan sebagaimana dikutip dari situs resmi Unilever, Kamis (27/1).

Baca Juga: Dua Tahun Menyusut, Analis Sebut Kinerja dan Harga Saham UNVR Bisa Pulih Tahun Ini

Alan melanjutkan, lima grup bisnis ini juga akan didukung oleh operasi bisnis Unilever mencakup teknologi, sistem, dan proses untuk mendorong keunggulan operasional di seluruh bisnis. Sementara itu, pusat bisnis Unilever yang dirampingkan akan terus menetapkan strategi keseluruhan bagi Unilever.

“Setiap Grup Bisnis akan bertanggung jawab penuh dan akuntabel untuk strategi, pertumbuhan, dan pengiriman keuntungan mereka secara global,” tambahnya.

Sebagai hasil dari pengaturan baru, Unilever membuat perubahan pada tim kepemimpinannya. Fernando Fernandez, EVP Amerika Latin yang telah ditunjuk sebagai Presiden Kecantikan & Kesejahteraan, yang meliputi Perawatan Rambut, Perawatan Kulit, serta Vitamin, Mineral dan Suplemen, dan Unilever Prestige.

Baca Juga: Emiten Barang Konsumsi Terjepit Komoditas dan Daya Beli

Editor: Noverius Laoli