Laba Bersih Melonjak 1.104%, Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berhasil mencatatkan kinerja mentereng sepanjang 2021. Laba bersih emiten tambang batubara ini terbang hingga 1.104,9% menjadi US$ 475,57 juta di 2021. Padahal di tahun 2020, ITMG hanya mengempit laba bersih US$ 39,47 juta.

Dari sisi topline, ITMG mencatatkan pendapatan senilai US$ 2,07 miliar, naik 75,18% dari pendapatan pada 2020 sebesar US$ 1,18 miliar.

Kenaikan kinerja keuangan terjadi di tengah penurunan volume penjualan. ITMG mencatatkan penjualan 20,1 juta ton batubara sepanjang 2021, menurun 5,18% dari volume penjualan pada tahun 2020 yang mencapai 21,2 juta ton.


Bersamaan, produksi ITMG juga terkoreksi. ITMG mencatatkan produksi sebanyak 18,2 juta ton batubara di tengah cuaca buruk dan hujan ekstrim. Realisasi ini menurun tipis 1,08% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 18,4 juta ton.

Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) Jual 20,1 Juta Ton Batubara Sepanjang Tahun 2021

Analis Aldiracita Sekuritas Timothy Gracianov mengatakan, harga batubara tahun lalu melebihi ekspektasi dirinya, terutama pada kuartal keempat 2021 ketika harga cukup lama bertengger di atas US$ 200 per ton sampai akhirnya pemerintah China mengintervensi pasar.

Namun, Timothy melihat realisasi produksi batubara ITMG sebesar 18,2 juta ton  berada di bawah ekspektasi yang dia pasang yakni 19,3 juta ton, sehingga realisasi penjualan juga berada di bawah perkiraan Aldiracita Sekuritas.

Seiring harga batubara yang bertahan di atas US$ 200 per ton, harga jual rerata atau average selling price (ASP) Indo Tambangraya pada kuartal pertama ini kemungkinan bakal meningkat secara kuartalan, meskipun tidak sesignifikan pertumbuhan pada kuartal keempat 2021.

Hanya saja, harga jual yang solid ini kemungkinan besar tertutupi oleh produksi yang lebih lemah dan nisbah kupas yang lebih tinggi seiring musim hujan yang lebih panjang dan lebih basah dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca Juga: IHSG Hampir Menyentuh 7.000 di Awal Perdagangan Selasa (1/3)

Eskalasi Rusia dan Ukraina akan mempengaruhi harga batubara. Dengan melihat Rusia sebagai negara pengekspor batubara terbesar ketiga dunia dengan jumlah volume 212 juta ton pada 2021, juga penyalur sekitar 40% dari suplai gas di Eropa, tentunya akan terekspos dengan adanya potensi disrupsi energi akibat meningkatnya tensi pada konflik yang sedang terjadi.

Editor: Noverius Laoli