Laba bersih turun hingga 38%, bagaimana prospek saham United Tractors (UNTR)?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan penurunan kinerja topline dan bottomline sepanjang sembilan bulan pertama 2020. Emiten pemegang merek alat berat Komatsu ini membukukan pendapatan bersih senilai Rp 46,46 triliun. Realisasi ini turun 29,17% secara tahunan atau year-on-year (YoY).

Alhasil, entitas usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini membukukan penurunan laba bersih hingga 38%  menjadi Rp 5,33 triliun. Sebagai gambaran, laba bersih UNTR pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp 8,64 triliun.

Stefanus Darmagiri, analis BRI Danareksa Sekuritas menilai harga batubara yang melunak akibat pandemi Covid-19 membuat laba bersih UNTR tertekan hingga 38,2% dengan sejumlah besar divisi (lini usaha) melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Hasil dari kinerja UNTR sedikit di bawah ekspektasi  BRI Danareksa Sekuritas yang mencerminkan 70,2% dari ekspektasi dan 72,2% dari perkiraan konsensus.


Baca Juga: Kinerja Gajah Tunggal (GJTL) masih tertekan, begini rekomendasi analis

Mengutip laporan perkembangan usaha, UNTR mencatat volume penjualan alat berat Komatsu sebanyak 1.191 unit atau turun 54% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni sebanyak 2.568 unit. Turunnya harga komoditas dan penurunan aktivitas di semua sektor pengguna alat berat berdampak pada berkurangnya permintaan alat berat. Secara keseluruhan, pendapatan bidang mesin konstruksi turun sebesar 43% menjadi Rp10,3 triliun.

Kemudian, unit usaha kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara  membukukan pendapatan bersih sebesar Rp22,1 triliun atau turun sebesar 26%  secara tahunan.

Sementara unit usaha di bidang pertambangan batubara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) mencatatkan  penurunan pendapatan sebesar 11% secara tahunan menjadi Rp 7,5 triliun dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batubara. Namun, total penjualan batubara TTA sampai triwulan ketiga tahun 2020 mencapai 7,1 juta ton, naik 11% dari periode yang sama tahun 2019.

Baca Juga: Pertumbuhan kinerja berlanjut, analis rekomendasikan buy saham TOWR

Penurunan juga dialami oleh unit usaha di bidang pertambangan emas yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe. Hingga September 2020, total penjualan dari tambang emas Martabe mencapai 256.000 ons atau turun sebesar 16% secara tahunan. Sehingga, pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas turun sebesar 6% secara tahunan menjadi Rp 5,5 triliun.

Editor: Tendi Mahadi