KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 97,6 triliun atau naik sebesar 7% dari Rp 91,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2022. Sementara, laba bruto Perseroan meningkat sebesar 2% dari Rp 25,3 triliun menjadi Rp 25,7 triliun. "Sedangkan laba bersih perseroan turun sebesar 3% menjadi Rp 15,3 triliun dari Rp 15,9 triliun dikarenakan adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing," tulis
Corporate Secretary UNTR Sara Loebis dalam keterangannya, Rabu (1/11). Masing-masing segmen usaha, yaitu kontraktor penambangan, mesin konstruksi, pertambangan batubara, pertambangan emas, industri konstruksi, dan energi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 40%, 29%, 25%, 4%, 2%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Segmen usaha mesin konstruksi UNTR mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 4% menjadi 4.365 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 4.534 unit yang disebabkan oleh penurunan permintaan dari sektor konstruksi dan perkebunan.
Baca Juga: Era Digital Media (AWAN) Cetak Pendapatan Rp 23,2 Miliar pada Kuartal III 2023 Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat sebesar 31%. Pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami peningkatan sebesar 18% menjadi Rp 8,9 triliun. Penjualan Scania mengalami peningkatan dari dari 152 unit menjadi 605 unit, sedangkan penjualan produk UD Trucks turun dari 331 unit menjadi 249 unit. Penurunan penjualan UD Trucks disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk dari prinsipal. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi meningkat sebesar 5% menjadi Rp 28,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Segmen usaha kontraktor penambangan UNTR dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan September 2023, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 39,1 triliun, naik 18% dari Rp 33,2 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 16% dari 83 juta ton menjadi 96 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah (
overburden removal) sebesar 23% dari 692 juta bcm menjadi 853 juta bcm, dengan rata-rata
stripping ratio sebesar 8,9 kali, meningkat dari 8,3 kali. Sementara itu, segmen usaha pertambangan batubara UNTR dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan September 2023 total penjualan batu bara mencapai 8,5 juta ton, termasuk 1,8 juta ton batu bara metalurgi, atau meningkat 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Pendapatan segmen usaha pertambangan batubara turun sebesar 2% menjadi Rp 24,0 triliun dari Rp 24,4 triliun di periode yang sama pada tahun 2022 dkarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Baca Juga: Penjualan Panca Mitra (PMMP) Naik 7,4% pada Kuartal III, Ini Pendorongnya Di sisi lain, segmen usaha pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai dengan bulan September 2023, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 147 ribu ons, turun 32% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 sebesar 216 ribu ons. Pendapatan bersih segmen usaha pertambangan emas turun 26% dari Rp5,8 triliun menjadi Rp4,3 triliun. Kemudian segmen usaha industri konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan September 2023, industri konstruksi UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,5 triliun, dibandingkan Rp 729 miliar pada periode yang sama tahun 2022. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp 151 miliar, yang mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 227 miliar.
Editor: Tendi Mahadi