Laba Melesat di Awal Tahun 2022, Bagaimana Prospek Bisnis dan Saham BBTN?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal I 2022. Laba bersihnya tumbuh 23,8% year on year (yoy) jadi Rp 774 miliar. Itu sudah melampaui capaian di kuartal I 2020 sebesar Rp 457 miliar maupun dari triwulan pertama 2019 sebesar Rp 723 miliar.

Kinerja positif ini mendorong harga saham BBTN naik tinggi. Meski pada perdagangan Selasa (26/4), saham bank ini ditutup terkoreksi ke level Rp 1.835, namun dalam sepekan terakhir masih naik 14%.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga melihat kenaikan saham perbankan, termasuk BBTN, dipengaruhi proyeksi kinerja perbankan yang semakin membaik.


Dia melihat, situasi pemulihan ekonomi saat ini menjadi momentum bagi perbankan untuk menorehkan perbaikan kinerja. Pemulihan ekonomi akan semakin mendorong penyaluran kredit.

Baca Juga: Laba Sejumlah Bank Besar Tumbuh Tinggi Meski Pendapatan Bunganya Hanya Naik Tipis

"Prospek saham perbankan akan positif sejalan dengan prospek bisnisnya," ujarnya pada Kontan.co.id, Senin (25/4).  Untuk BBTN, Nico menetapkan target harga di level Rp 2.206.

Sejumlah analis lain menilai saham BBTN masih tergolong murah. Dimana rasio price to book value (PBV) bank ini masih di bawah 1x.  Apalagi dengan performa kinerjanya yang semakin membaik. 

Financial Expert Ajaib Sekuritas Yazid Muammar mengatakan, dengan rasio PBV yang masih murah, BBTN memiliki ruang kenaikan atau upside yang lebih besar dibandingkan bank lainnya atau sesama BUMN.

Rasio PBV saham BBTN yang di bawah 1x, lanjut Yazid, tergolong sangat murah. Bandingkan dengan BBNI, BMRI dan BBRI yang memiliki rasio PBV masing masing sebesar 1,27x, 1,73x, dan 2,39x. 

Baca Juga: Laba BTN (BBTN) Naik pada Kuartal I, Ini Prospeknya Menurut Analis

"Jika dibandingkan dengan bank yang terafiliasi dengan pemerintah, seperti BJBR, BJTM, BRIS, dan ARGO, rasio buku BBTN juga masih lebih murah. “Ini saham bagus, tapi salah harga,” imbuh Yazid.

Yazid menilai kinerja positif BBTN tak lepas dari kemampuan industri properti dan perumahan yang terbukti tangguh melewati krisis ekonomi akibat pandemi sejak dua tahun lalu. Di saat sektor ekonomi lain terpuruk, industri properti bukan hanya mampu bertahan juga menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi nasional.  

Editor: Noverius Laoli