JAKARTA. Meski tumbuh, kinerja PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada kuartal I tahun ini belum maksimal. Emiten yang berbisnis menara ini mencatat pertumbuhan pendapatan 8,86% menjadi Rp 901,5 miliar. Laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk melonjak 82% ke level Rp 746,67 miliar. Meski laba bersih TBIG melonjak, laba sebelum pajak Tower Bersama justru merosot 26,10% menjadi Rp 278,87 miliar. Penurunan laba sebelum pajak ini disebabkan oleh kenaikan beban lain-lain, terutama beban bunga. Christian Saortua, Analis Minna Padi Investama, mengatakan penurunan laba sebelum pajak TBIG disebabkan meningkatnya beban keuangan, sekitar 28,9% dan timbulnya beban pajak dari revaluasi aset. "Secara kinerja saya melihat, pertumbuhannya belum signifikan," kata Christian.
Laba meningkat, harga TBIG turun
JAKARTA. Meski tumbuh, kinerja PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada kuartal I tahun ini belum maksimal. Emiten yang berbisnis menara ini mencatat pertumbuhan pendapatan 8,86% menjadi Rp 901,5 miliar. Laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk melonjak 82% ke level Rp 746,67 miliar. Meski laba bersih TBIG melonjak, laba sebelum pajak Tower Bersama justru merosot 26,10% menjadi Rp 278,87 miliar. Penurunan laba sebelum pajak ini disebabkan oleh kenaikan beban lain-lain, terutama beban bunga. Christian Saortua, Analis Minna Padi Investama, mengatakan penurunan laba sebelum pajak TBIG disebabkan meningkatnya beban keuangan, sekitar 28,9% dan timbulnya beban pajak dari revaluasi aset. "Secara kinerja saya melihat, pertumbuhannya belum signifikan," kata Christian.