Laba Metrodata Electronics (MTDL) masih tumbuh 2,2% kendati pendapatan turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi di tahun 2020, bisnis PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) ditopang oleh tren peningkatan kebutuhan digitalisasi di seluruh Indonesia. Kendati penjualan MTDL di 2020 turun, laba bersih emiten TIK ini tumbuh 2,2%  year on year (yoy) menjadi Rp 364,9 miliar.

Presiden Direktur Metrodata Electronics, Susanto Djaja, mengungkapkan, adanya pandemi Covid-19 memang membuat kebutuhan digitalisasi meningkat secara lebih cepat. Hal ini dibuktikan oleh beberapa produk dan layanan MTDL yang mengalami peningkatan permintaan. 

"Bahkan salah satu jenis produk yang didistribusikan MTDL seperti notebook sampai mengalami kelangkaan dari sisi pasokan pabrik global. Jadi, permintaan produk TIK meningkat namun tidak dibarengi dengan ketersediaan produk, khususnya untuk notebook," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (9/4). 


Dari sisi pelaku usaha sendiri, selain kebutuhan akan peralatan dan layanan TIK yang terus meningkat, tren digitalisasi juga meningkatkan permintaan untuk berbagai layanan antara lain: Cloud Services, Big Data & Analytics, Security, Hybrid IT Infrastructure, Business Application, Digital Business Platform, Consulting & Advisory Services, Managed Services. 

Baca Juga: Peningkatan margin topang laba bersih Metrodata Electronics (MTDL) di 2020

Menurut Susanto, hal ini wajar karena optimalisasi TIK atau digitalisasi memampukan bisnis bisa bertahan di tengah pandemi, bahkan mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang setelah pandemi.

Randy Kartadinata, Direktur Keuangan MTDL menjelaskan, berdasarkan laporan keuangan audit per 31 Desember 2020, MTDL berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 14,0 triliun. 

"Meskipun agak terkoreksi sebesar 7,0% dibanding tahun 2019, namun dari sisi laba bersih, MTDL berhasil meraih Rp 364,9 miliar, meningkat 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya," kata Randy. 

Artinya, dari sisi Net Margin pada tahun 2020 terjadi perbaikan dibanding tahun 2019, atau naik dari 2,4% menjadi 2,6%. Perbaikan Net Margin ini terutama disebabkan karena meningkatnya kontribusi penjualan di unit bisnis Solusi dan Konsultasi yang menghasilkan margin laba kotor yang lebih baik.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham-saham pada indeks sektor teknologi

Editor: Noverius Laoli