Laba terkerek di tengah penjualan yang tertekan, ini rekomendasi saham INKP dan TKIM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mampu membukukan pertumbuhan laba bersih di tengah pendapatan yang tertekan. Bottom line emiten kertas milik Grup Sinarmas itu tercatat meningkat hingga dua digit sepanjang Januari hingga September 2020. 

Mengutip laporan keuangan, INKP mengalami kenaikan laba bersih hingga 20,75% secara year on year (yoy) menjadi US$ 287,46 juta. Sementara itu, bottom line TKIM juga terkerek 10,35% yoy menjadi US$ 168,26 juta. 

Adapun dari sisi penjualannya, kedua emiten itu kompak mengalami tekanan hingga dua digit. Penjualan bersih INKP melorot hingga 11,15% yoy menjadi US$ 2,19 miliar. Sementara itu, penjualan TKIM tertekan lebih dalam hingga 21,41% yoy menjadi US$ 650,21 juta. 


Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengungkapkan, wajar penjualan kedua emiten itu turun. Menurut dia, kebijakan lockdown yang diterapkan di berbagai negara memang menekan permintaan pulp dan paper di pasar.  Kondisi ini tidak jauh berbeda dibanding penurunan permintaan yang terjadi di sektor usaha lain. Di sisi lain, kemampuan INKP dan TKIM  dalam melakukan mitigasi risiko Covid-19 melalui efisiensi ternyata menolong bottom line

Baca Juga: Pendapatan tertekan, laba bersih Indah Kiat (INKP) justru meningkat 20,75%

Oleh karena itu, Nafan melihat prospek kedua emiten ini masih baik ke depan. Apalagi, ketika kondisi ekonomi pulih dengan dilonggarkannya penerapan lockdown di berbagai wilayah. "Kalau Covid-19 bisa dikendalikan, berarti bisa meningkatkan aktivitas perekonomian. Ini dapat meningkatkan demand," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (18/11). 

Prospek INKP dan TKIM yang masih menarik mendorong Nafan untuk merekomendasikan buy terhadap saham INKP dengan target harga Rp 10.275 dan buy TKIM dengan target harga Rp 7.425. "PER INKP masih 11,15 kali, sedangkan PER TKIM adalah 8,36 kali. Sementara PER industri 36,55 kali, sehingga INKP dan TKIM masih atraktif," imbuh dia.

Baca Juga: Ada Pembebasan PPN Impor Kertas, Saham MNCN Dijagokan, Saham INKP Tetap Layak Dibeli  

Editor: Wahyu T.Rahmawati