KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih belum menggembirakan pada semester I 2023. Hal terlihat dari laba bersih UNVR yang menyusut 19,55% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2,75 triliun dibandingkan periode sama 2022 yang mencapai Rp 3,42 triliun. Penurunan laba ini sejalan dengan penurunan penjualan bersih UNVR mencatatkan yang sebesar Rp 20,29 triliun pada kuartal II-2023. Angka ini turun 5,45% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 21,46 triliun. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti, menjelaskan kinerja dan faktor penopang UNVR sepanjang kuartal II ini.
Pertama, terjadinya ecommerce channel disruption, dari pertumbuhan ini tidak hanya UNVR tapi secara industri bergerak kurang lebih sekitar 50% - 60%. Baca Juga: Unilever (UNVR) Catatkan Laba Bersih Rp2,8 Triliun di Semester I 2023 “Dari JD.id dan mitra Tokopedia menutup operasionalnya dan kontribusi ini berdampak kepada kami hampir sepertiganya. Sementara itu mereka menyesuaikan kembali pertumbuhan di semester satu ini dan hal ini memberikan efek ke kinerja unilever Indonesia,” kata Ira, Senin (24/7). Kedua, harga yang cukup tinggi yang disebabkan oleh salah satunya inflasi dan harga material yang naik. UNVR melakukan kenaikan harga (price increase) dan harus meriset harga. Karena menurut dia, apabila terlalu mahal dibandingkan dengan kompetitor, UNVR akan kehilangan market. UNVR melakukan penyesuaian harga di kuartal I dan kuartal II dan dampak paling besar pada di kuartal II.
UNVR Chart by TradingView