KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju kinerja emiten properti masih tertahan di saat sudah mulai masuk era suku bunga rendah. Hal itu tercermin dari raihan pendapatan prapenjualan alias
marketing sales emiten properti per kuartal III 2025 yang tampak belum cemerlang. Tengok saja, PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) mencatatkan
marketing sales Rp 7,6 triliun hingga September 2025, merosot 12% secara tahunan alias
year on year (YoY).
Berdasarkan riset Maybank Sekuritas Indonesia, realisasi Itu juga turun 28% secara kuartalan lantaran permintaan rumah yang lesu selama kuartal III 2025.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Cenderung Sideways, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Senin (22/9) CTRA bahkan merevisi target
marketing sales mereka dari Rp 11 triliun menjadi Rp 10 triliun di tahun ini yang artinya ada penurunan 9% YoY. PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON) mencatatkan
marketing sales Rp 903 miliar per kuartal III 2025, turun 20% YoY. Riset BRI Danareksa Sekuritas mencatat, sebesar 71% dari
marketing sales tersebut berasal dari produk yang menggunakan PPN DTP. Di sisi lain, PT Metropolitan Land Tbk (
MTLA) justru mengantongi kenaikan
marketing sales sebesar 4% ke Rp 1,345 triliun per akhir kuartal III 2025. Raihan itu setara dengan 67% dari target tahunan MTLA yang sebesar Rp 2 triliun. “Penjualan program PPN DTP menyumbang sekitar 52% dr penjualan residensial sampai kuarta III-2025,” ujar Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo kepada Kontan, Jumat (17/10) lalu. Analis BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh & Wilastita Sofi mengatakan,
marketing sales CTRA di sembilan bulan pertama tahun ini sebenarnya masih baik, meskipun ada penurunan dari segmen masyarakat kelas menengah.
Baca Juga: Dampak Stimulus Ekonomi Terhadap Pasar Modal & Saham Rekomendasi Analis di Sisa 2025 “Padahal, masyarakat kelas menengah merupakan penopang utama industri industri properti di Indonesia selama dua tahun terakhir,” ujarnya dalam riset tanggal 15 Oktober 2025. Sementara, kinerja PWON di kuartal III 2025 ditopang proyek kondominium di Pakuwon Mall Bekasi dan rumah tapak di Grand Pakuwon Surabaya. “Sayangnya, PWON mencatatkan pelemahan raihan
marketing sales di semester I 2025 dan peningkatan raihan di kuartal III tahun lalu,” katanya. Menurut Senior Investment Information sekaligus Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, penurunan
marketing sales di kuartal III tiap tahunnya merupakan hal yang wajar. “Namun, ada kemungkinan kembali naik di kuatal IV lantaran ada beberapa promo yang digencarkan akhir tahun. Ini bisa mewujudkan realisasi target
marketing sales emiten tahun ini, ujarnya kepada Kontan, Selasa (21/10).
Baca Juga: Emiten Konstruksi Bersikap Konservatif, Cermati Saham Rekomendasi Analis Research Analyst Phintraco Nurwachidah mengatakan, masih ada kemungkinan peningkatan
marketing sales di semester II 2025, jika dibandingkan dengan paruh pertama tahun ini. Sebagai gambaran, pada semester I lalu, penjualan aset hunian turun hingga 3,8% secara tahunan alias
year on year (YoY). Alasannya, karena kenaikan harga material, masalah birokrasi, dan KPR yang sebesar 15% per Juni 2025. “Ini lantaran Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini menjadi 4,75% dan kemungkinan akan ada pemangkasan lebih lanjut hingga akhir tahun 2025,” katanya dalam riset tanggal 8 Oktober 2025.