Laju kredit bank BUKU III melambat di bulan Mei, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai dengan bulan Mei 2020 pertumbuhan kredit perbankan melambat akibat terpapar perlambatan bisnis akibat Covid-19. Tercatat di bulan kelima tahun ini kredit baru tumbuh 3,04% secara year on year (yoy). Realisasi tersebut menurun dari periode Maret 2020 yang masih naik sekitar 5,73% yoy. 

Nah bila dirinci per Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU), tercatat di bulan Mei 2020 kredit BUKU III merupakan yang paling rendah yakni negatif 0,57% yoy. Pertumbuhan bank menengah besar ini jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata industri BUKU I, II, dan IV yang masing-masing masih naik 5,23%, 5,43% dan 4,54% secara tahunan. 

Baca Juga: Minat investor membludak, penjualan ORI017 BNI sudah lewati target awal


Sejumlah BUKU III yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini kalau perlambatan kredit memang terjadi. Penyebabnya tak lain, lantaran kebanyakan BUKU III memilih untuk menahan laju penyaluran kredit untuk menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). 

Salah satunya dengan fokus mendorong restrukturisasi kredit sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 11 tahun 2020. 

PT Bank Mayapada Internasional Tbk misalnya yang mengaku sejatinya saat ini perseroan sangat konservatif untuk pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2020. 

"Namun, kami tetap berfokus pada pertumbuhan kredit yang sehat dan berkelanjutan yang dilakukan secara selektif di tengah pelemahan ekonomi nasional," ujar Direktur Bank Mayapada Andreas Wiryanto, Jumat (3/6).

Baca Juga: Ada Covid-19, proses pembukaan kantor cabang BRI di Hong Kong dan Taiwan jalan terus

Lebih lanjut, Andreas mengatakan strategi ekspansi kredit perseroan saat ini untuk sementara menghindari penyaluran kredit di beberapa sektor terdampak Covid-19 antara lain pariwisata, perhotelan dan transportasi. Selain itu, pemberian kredit kepada debitur yang prospektif pun akan dilakukan secara selektif. "Bank berfokus pada agunan dalam bentuk uang tunai atau tanah dan bangunan sebagai mitigasi risiko kredit," imbuhnya. 

Editor: Tendi Mahadi