Laut China Selatan memanas, kapal induk & kapal serbu amfibi AS gelar latihan militer



KONTAN.CO.ID - LAUT CHINA SELATAN. Theodore Roosevelt Carrier Strike Group dan Makin Island Amphibious Ready Group dari Angkatan Laut AS bergabung di Laut China Selatan untuk melakukan operasi bertajuk Expeditionary Strike Force pada Jumat (9 April).

Kapal perang dan pesawat tempur dari kedua kelompok penyerang tersebut mengoordinasikan operasi di perairan internasional dan melakukan latihan integrasi multi-domain untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

“Menggabungkan kemampuan kelompok serang kapal induk dengan Makin Island Amphibious Ready Group mempertajam keterampilan taktis kami dan menunjukkan dedikasi kami yang berkelanjutan terhadap keamanan dan kemakmuran Indo-Pasifik,” kata Laksamana Muda Doug Verissimo, Komandan Carrier Strike Group Nine, seperti dikutip dari laman Armada Ke-7 Angkatan Laut AS, Kamis (8/4). 


"Tim gabungan Angkatan Laut dan Korps Marinir telah menjadi kekuatan yang menstabilkan di wilayah ini selama lebih dari satu abad, dan akan terus mendukung semua yang memiliki visi kolektif tentang perdamaian, stabilitas, dan kebebasan laut," imbuh dia.

Baca Juga: China: Haruskah kapal perang kami pergi ke Teluk Meksiko untuk menunjukkan kekuatan?

Saat beroperasi bersama, Theodore Roosevelt Carrier Strike Group dan Makin Island Amphibious Ready Group berpartisipasi dalam berbagai evolusi, termasuk manuver taktis, serta membangun komunikasi komando dan kontrol bersama.

“Makin Island Amphibious Ready Group memulai Unit Ekspedisi Marinir ke-15, dan grup serang kapal induk adalah contoh kuat dari nilai yang dibawa pasukan ekspedisi Angkatan Laut kepada komandan kombatan dan mitra gabungan di wilayah tersebut,” ujar Kapten Stewart Bateshansky, Komodor Skuadron Amfibi 3. 

"Kekuatan serangan ekspedisi ini sepenuhnya menunjukkan, bahwa kami mempertahankan kekuatan tempur yang bisa dipercaya, yang mampu menanggapi segala kemungkinan, mencegah agresi, dan memberikan keamanan dan stabilitas regional dalam mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," sebutnya.

Kekuatan dua kelompok penyerang

Sebagai armada Angkatan Laut AS terbesar, Armada Ke-7 berinteraksi dengan 35 negara maritim lainnya untuk membangun kemitraan yang mendorong keamanan maritim, meningkatkan stabilitas, dan mencegah konflik.

Baca Juga: AS beri peringatan China yang makin agresif terhadap Filipina & Taiwan, siap perang?

Editor: S.S. Kurniawan