DBS kembangkan layanan dengan kecerdasan buatan



KONTAN.CO.ID - Digital untuk semua hal,  kian mendekati kenyataan. Setelah muncul berbagai layanan keuangan seperti mobile banking dan internet banking, keberadaan kantor cabang bank boleh jadi akan semakin terpinggirkan. Apalagi, saat ini perbankan kian giat menggenjot layanan digital.

Contohnya, kehadiran digital bank (digibank) yang pekan lalu diluncurkan PT Bank DBS Indonesia. Namanya  digibank by DBS. President Director DBS IndonesiaPaulus Sutisna mengatakan, digibank bukan sekadar mobile banking yang memungkinkan nasabah bertransaksi melalui internet.

Mobile banking adalah channel di mana nasabah yang sudah memiliki rekening bisa melakukan transaksi, seperti transfer atau cek saldo via smartphone. Berbeda dengan mobile banking, Director of Consumer Banking Group DBS Indonesia Wawan Salum menjelaskan, digibank memungkinkan seseorang bisa membuka rekening di bank tanpa harus datang ke kantor cabang bank. “Ke depan, layanan bank sudah ada dalam smartphone Anda,” ujarnya.


DBS punya sejumlah alasan di balik lahirnya digibank. Paulus mengungkapkan, berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 132,7 juta orang atau 51,8% dari total penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Sedangkan hasil survei We Are Social menunjukkan, 91% penduduk Indonesia memiliki ponsel dan 47% di antaranya pemilik ponsel pintar.

Seiring dengan bertumbuhnya penetrasi internet, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat pengguna layanan e-banking Indonesia naik 297% dari 13,6 juta nasabah di tahun 2012 menjadi 54 juta nasabah di tahun 2016. Frekuensi transaksi internet banking juga naik 169% dari 150,8 juta transaksi di tahun 2012 menjadi 406,6 juta transaksi di tahun 2016.

Faktor lainnya, hampir setengah dari penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun sangat akrab dengan teknologi, bahkan sudah terkoneksi secara jaringan global.

Beberapa faktor inilah yang akhirnya mendorong DBS Indonesia untuk meluncurkan digibank. DBS Indonesia melihat, penggunaan smartphone yang seakan sudah menjadi keharusan merupakan the next disruption point di dunia perbankan.   “Kalau kita bisa menghadirkan bank di dalam smartphone sehingga membuat nasabah tak perlu lagi datang ke bank, itu yang menjadi disruption point bagi perbankan,” kata Paulus.

Editor: Bagus Marsudi