Lelang sukuk banjir peminat, ini faktor yang menopangnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren penurunan yield obligasi secara global serta likuiditas yang tinggi membuat minat investor pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atawa sukuk, yang digelar kemarin (27/7), meningkat. Investor pun cenderung memburu seri tenor pendek hingga menengah. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), total penawaran yang masuk di lelang sukuk kali ini mencapai Rp 56,69 triliun. Jumlah ini lebih besar dari penawaran yang masuk di lelang sukuk dua pekan lalu yang sebesar Rp 51,11 triliun. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan minat investor di lelang sukuk meningkat karena kepercayaan investor asing mulai kembali setelah yield US Treasury bergerak cenderung turun di sekitar level 1,26%.  


Selain itu, dia mengamati likuiditas pasar domestik, terutama perbankan juga turut mendukung penambahan minat di pasar obligasi.

"Bank cukup nyaman masuk di SBSN di tengah dana kelolaan mereka harus menghasilkan return yang lebih tinggi, pasar obligasi jadi pilihannya," kata dia, Selasa (27/7).

Baca Juga: Semakin ramai, hasil lelang SBSN capai Rp 56 triliun hari ini

Dalam lelang sukuk kali ini, ada enam seri yang ditawarkan pemerintah. Seri yang paling banyak menerima penawaran yang masuk adalah PBS031 yang mencapai Rp 14,18 triliun. Seri yang jatuh tempo di 15 Juli 2024 ini memiliki yield rerata tertimbang 4,57%. Seri ini juga yang paling banyak diserap pemerintah dengan nilai Rp 5 triliun.  

Sementara seri yang paling rendah peminatnya adalah PBS030, yang jumlah penawarannya hanya Rp 5,32 triliun. Seri ini memiliki yield rerata tertimbang sebesar 5,94% dan jatuh tempo pada 15 Juli 2028. Namun, pemerintah cukup banyak menyerap dari seri ini, yaitu Rp 2,65 triliun. 

Sedangkan, seri PBS029 menjadi yang paling sedikit penyerapannya, dengan hanya Rp 150 miliar. Seri yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 dan memiliki yield rerata tertimbang tertinggi di 6,5%. 

Ramdhan mengamati investor cenderung masuk ke seri dengan tenor pendek hingga menengah karena investor masih mengantisipasi volatilitas harga di tenor yang lebih pendek. 

Editor: Anna Suci Perwitasari