Lonjakan impor keramik India tak menggoyahkan emiten keramik dalam negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gempuran impor keramik dari India tidak menggoyahkan bisnis emiten keramik dalam negeri. Sejumlah emiten keramik masih bisa bertahan bahkan upayakan diversifikasi usaha agar bisa terus gesit ekspansi pada tahun ini.

Managing Director PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) Angelica Lie menyatakan untuk semester pertama ini impor keramik dari India tidak berdampak pada kinerja perusahaan. “Produk India menyasar kelas bawah sehingga tidak berdampak pada produk kami yang menyasar kelas menengah ke atas,” kata Angelica kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).

Baca Juga: Aduh, Impor Keramik India Melesat 10 Kali Lipat


Angelica menjelaskan, produk keramik IKAI yang bermerk Essenza memproduksi granit high end yang berbeda dengan produk keramik India yang masuk pasar Indonesia. Selain itu, Angelica menyatakan saat ini IKAI juga baru selesai melakukan peremajaan mesin dan baru mulai kembali produksi pada kuartal II 2019.

Potensi pasar high end yang disasar IKAI terbilang besar dibandingkan dengan kapasitas produksi. Angelica menyatakan dengan meningkatnya ekonomi Indonesia, pasar high end akan terus meningkat sebab IKAI menjualnya dengan harga yang kompetitif.

Sekretaris Perusahaan sekaligus Direktur Keuangan PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) Setia Budi Purwadi menyatakan, tidak merasakan dampak impor keramik India sebab selama ini TOTO fokus pada penjualan keramik saniter. “Sedangkan tekanan impor keramik India yang lebih menyasar pada industri keramik lantai (tiles),” kata Setia kepada Kontan.co.id, Senin (12/8).

Baca Juga: Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) tanggapi banjir impor dari India

Kendati demikian, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan tekanan dari luar seperti masifnya impor keramik dari India secara tidak langsung mempengaruhi penjualan keramik dalam negeri.

“Dari sekian banyak emiten yang terkena dampak hanya PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) yang mampu memperlihatkan kinerja sampai semester I dengan baik,” ujarnya.

Editor: Wahyu T.Rahmawati