LPDP biayai 18.400 orang dari return Rp 6,4 T



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. “Menjadi lembaga pengelola dana terbaik di tingkat regional untuk mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan,” demikian bunyi visi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang tercantum di laman situs resminya.

Demi mencapai cita-cita luhur itu, LPDP harus mengemban pekerjaan rumah yang tak gampang. Sebagai lembaga pengelola dana, tanggung jawab LPDP kian besar lantaran harus mengelola dana puluhan triliun.  

Astera Primanto Bhakti, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama LPDP menyatakan, pihaknya terus berbenah diri agar menjadi lembaga pengelola dana yang bonafide. Sebagai nahkoda baru LPDP, Prima (sapaan akrabnya), fokus meningkatkan kualitas dua hal, yakni: pengelolaan dana dan penggunaan dana.  


Per akhir November 2017, LPDP mengelola dana abadi lebih dari Rp 20 triliun. Di penghujung tahun ini, LPDP akan meraih suntikan dana dari APBN sebesar Rp 10,5 triliun. Dus, LPDP bakal memasuki tahun 2018 dengan dana kelolaan mencapai Rp 31 triliun.    

“Dana kelolaan yang bertambah besar ini tantangan. Kami cari model agar bisa mendapatkan return lebih banyak, agar dana tidak cuma nganggur dan lebih banyak menyekolahkan anak bangsa,” ujar Prima kepada Kontan.co.id, pekan lalu.

Dari sisi pengelolaan dana, sejatinya LPDP telah berhasil mencetak return atawa imbal hasil sebesar Rp 6,4 triliun. Imbal hasil itu diraih LPDP selama 3 tahun terakhir dalam mengelola dana abadi pendidikan sebesar Rp 20 triliun.

Dana Rp 6,4 triliun inilah yang disalurkan bagi 18.400 penerima beasiswa. Dari total jumlah itu, sebanyak 11.000 awardee tercatat masih aktif melanjutkan studi (on going). 

Prima menambahkan, pihaknya mengelola sendiri dana abadi pendidikan tersebut. Saat ini, surat berharga negara (SBN) mendominasi lebih dari 50% portofolio investasi LPDP. Sisanya ditaruh dalam deposito. Kemudian adapula obligasi korporasi yang porsinya kurang dari 10% dari dana kelolaan.   

Yang jelas, dengan dana kelolaan jumbo, LPPD menampik anggapan bahwa pihaknya mengurangi jatah beasiswa ke luar negeri. Saat ini, penerima beasiswa LPDP ke luar negeri sebanyak 51% dari total awardee, sementara porsi dalam negeri sebanyak 49%.

“Justru LPDP ingin memfasilitasi anak bangsa supaya ke luar negeri agar melek. Tapi kami juga melihat dinamika kebutuhan pendidikan di dalam negeri,” ujar Prima.

Prima menyatakan, pihaknya terus meningkatkan kualitas agar LPDP bisa menjadi institusi pengelola dana terbaik. Selain mengelola dana lebih baik, LPDP juga berbenah dalam proses penggunaan dana.

Dalam hal penggunaan dana, LPDP mengevaluasi seluruh proses penyaluran dana beasiswa, mulai dari standar operasional prosedur (SOP), infrastruktur, seleksi wawancara, persiapan keberangkatan (PK), penyaluran beasiswa hingga pembinaan alumni.  

“Saya gak mau beasiswa LPDP jadi kacangan yang dianggap gampang banget. Makanya kami tingkatkan kualitasnya agar jadi institusi lebih baik,” ujar Prima. Sejumlah perbaikan ditargetkan LPDP kelar sebelum seleksi beasiswa selanjutnya dimulai atau di sekitar Januari-Februari 2018.

Editor: Dessy Rosalina