LSM China sebut pandemi corona memperbesar krisis HAM di Amerika Serikat



KONTAN.CO.ID - BEIJING. The China Society for Human Rights Studies (CSHRS) mengeluarkan sebuah artikel berjudul "Pandemi Covid-19 Memperbesar Krisis Hak Asasi Manusia Gaya AS", Kamis (11/6). Artikel ini mengkritik cara Amerika Serikat (AS) dalam menangangi pandemi corona.

Mengutip Xinhua, artikel tersebut menyebutkan, respons pemerintah AS yang mementingkan diri sendiri, pandangan pendek, tidak efisien, dan tidak bertanggung jawab terhadap pandemi corona, telah menyebabkan tragedi di negara tersebut. Tercatat sekitar 2 juta orang AS terinfeksi virus dan lebih dari 110.000 orang meninggal.

Ini telah mengekspos masalah yang sudah lama ada dan sekarang memburuk di Amerika Serikat. Contohnya, masyarakat yang terpecah belah, polarisasi antara si kaya dan si miskin, diskriminasi rasial, dan perlindungan yang tidak memadai terhadap hak-hak dan kepentingan kelompok-kelompok rentan, demikian artikel tersebut.


Baca Juga: Amerika akui hubungan dengan China di posisi kritis

"Ini telah membawa orang-orang Amerika ke dalam bencana hak asasi manusia yang serius," tulis CSHRS di artikel itu.

Artikel tersebut menunjukkan bahwa pemerintah AS telah mengabaikan peringatan pandemi, memprioritaskan kepentingan modal dan mempolitisasi upaya anti-pandemi dalam merespons wabah corona.

Ketika virus itu meletus di Amerika Serikat, beberapa politisi AS menggunakannya sebagai senjata untuk menyerang lawan-lawan politik. Mereka melihatnya sebagai peluang untuk merebut kekuasaan dan kepentingan partisan, dan memprioritaskan respons pasar modal, alih-alih mengenai dorongan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan rakyat mereka sebagai prioritas utama mereka, katanya.

"Karena ini, pemerintah AS gagal memberikan peringatan yang efektif kepada publik dan gagal mempersiapkan diri untuk konsumsi potensial sumber daya medis yang disebabkan oleh pandemi, membawa orang Amerika ke jurang infeksi dan kematian," sebut CSHRS dalam laporannya.

Baca Juga: Kasus harian tembus rekor baru, WHO: Pandemi corona jauh dari kata usai

Editor: Khomarul Hidayat