KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memperingatkan bahwa koalisi oposisi mungkin kekurangan dukungan yang diperlukan untuk menggeser pemerintahan saat ini. Di saat yang sama, Mahathir mengkritik Anwar Ibrahim atas keruntuhan pemerintahannya.
Baca Juga: Jumlah kasus corona di Malaysia melonjak, mayoritas karena acara di masjid Dilansir dari
Bloomberg, Mahathir bilang aliansi Pakatan Harapan, yang digulingkan dari kekuasaan pada bulan lalu, saat ini mendapat dukungan sekitar 108 anggota parlemen dari sebelumnya 114 anggota sebelum Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dilantik. "Kami tidak memiliki mayoritas di parlemen. Saya tidak berpikir bahwa mosi tidak percaya akan menyelesaikan masalah," kata dia. Pekan lalu dia mengatakan kepada surat kabar setempat bahwa Muhyiddin mampu menawarkan insentif kepada anggota parlemen.
"Beberapa pendukung saya telah mengalihkan kesetiaan kepadanya, mereka telah diangkat menjadi menteri. Ketika dia menawarkan jabaatan, sulit bagi orang untuk menolak. Saya tidak bisa menawarkan apa pun kepada mereka,” ujar dia.
Baca Juga: Mahathir: Saya ingin pensiun, tapi tugas untuk melakukan perlawanan belum selesai Mahathir tiba-tiba mengundurkan diri bulan lalu di tengah pertengkaran di dalam koalisi Pakatan Harapan, yang menyebabkan keruntuhan pemerintahan reformis ini kurang dari dua tahun setelah kemenangan pada pemilihan yang mengejutkan melawan blok yang telah memerintah Malaysia selama sekitar enam dekade. Muhyiddin, yang telah lama bertugas di sisinya, muncul sebagai perdana menteri baru yang didukung oleh koalisi termasuk partai-partai politik utama yang kehilangan kekuasaan pada 2018. Sebuah langkah yang Mahathir sebut sebagai pengkhianatan.
Editor: Tendi Mahadi