Manufaktur Indonesia melemah, Menko Airlangga: Pelemahan terjadi secara global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia semakin melemah. Setidaknya, dua data terbaru mengindikasikan pelemahan itu.

Pertama, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dilaporkan oleh IHS Markit, Jumat (1/11), berada pada level 47,7 pada Oktober 2019. Indeks tersebut mendekati level terendah dalam kurun empat tahun terakhir.

Kedua, Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) hanya mencapai 4,35% yoy di sepanjang kuartal III-2019. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan periode sama pada 2018 maupun 2017 yang masing-masing tumbuh 5,04% dan 5,46%.


Baca Juga: Manufaktur Indonesia semakin melemah

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak menampik kinerja manufaktur dalam negeri yang masih lemah. Namun menurutnya, hal tersebut memang terjadi secara global dan memengaruhi seluruh pasar di berbagai negara.

“Secara global kan memang terjadi (perlemahan). Tentu berpengaruh ke pasar-pasar dan memang permintaan luar negeri pun turun,” tutur Airlangga, Jumat (1/11).

Tekanan pada sektor manufaktur, kata Airlangga, juga tak lepas dari efek proteksionisme perdagangan di berbagai negara. Ia mencontohkan Vietnam yang bakal membuat regulasi agar ekspor kendaraan dari Indonesia dilakukan dalam bentuk  completely knock down (CKD), bukan lagi  completely built up (CBU).

Baca Juga: BPS: Industri manufaktur pada kuartal III-2019 tumbuh 4,35%

“Dengan ini mereka berharap barang dirakit di sana. Tidak lagi dikirim dalam bentuk CBU. Hal-hal seperti ini yang harus kita antisipasi,” ujarnya.

Editor: Khomarul Hidayat