KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HM Sampoerna Tbk (
HMSP) berhasil membukukan kinerja yang cukup solid sepanjang kuartal I-2022. Pada periode Januari - Maret 2022, emiten rokok ini mampu mengantongi pendapatan sebesar Rp 26,2 triliun atau naik 11% secara
year on year (yoy). Dari sisi volume penjualan, HMSP juga berhasil menjual sebanyak 20,9 miliar batang atau naik sebesar 5,2% secara yoy pada tiga bulan pertama di tahun ini. Sigaret Kretek Mesin (SKM) masih jadi kontributor utama dengan menyumbang 66% dari total penjualan. Sementara untuk Sigaret Kretek Tangan dan Sigaret Putih Mesin (SPM) masing-masing menyumbang 23% dan 9% terhadap total pendapatan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya pada 9 Mei menuliskan bahwa perolehan tersebut sejauh ini masih
inline. Pasalnya, pendapatan HMSP sudah memenuhi 23,7% dari proyeksi BRI Danareksa Sekuritas dan 25,1% dari proyeksi konsensus.
Baca Juga: Saham Emiten Rumah Sakit Kompat Menguat, Simak Rekomendasi Sahamnya Namun, Natalia menyebut sejauh ini masyarakat masih lebih memilih
downtrading untuk konsumsi rokok. Hal ini tercermin dari pertumbuhan pendapatan SKT yang mencapai 14,2% secara yoy yang mengindikasikan masyarakat mencari produk
value-for-money. Di satu sisi, HMSP sepanjang kuartal I-2022 juga telah menaikkan harga beberapa produk rokoknya. Sayangnya,
gross margin HMSP masih tertekan, di mana turun 15% pada kuartal I-2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Alhasil, laba bersih HMSP hanya sebesar Rp 1,9 triliun atau turun 26% secara yoy. “Perolehan tersebut sudah memenuhi 26% dari proyeksi kami maupun konsensus, di mana secara historis perolehan laba HMSP pada kuartal I-2022 juga di kisaran 24-26%,” jelasnya dalam riset. Lebih lanjut, berdasarkan survei yang dilakukan Natalia pada Maret silam, harga jual produk HMSP pada tingkat ritel mengalami kenaikan sebesar 3-6% secara
year to date dan 3-17% secara yoy. Menurutnya, HMSP masih perlu menaikkan harga produk pada kisaran 6-15% agar bisa menjaga
gross margin ke depan.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Jika Produksi Mulai Membaik Namun, di satu sisi, HMSP juga perlu berhati-hati dalam melakukan penyesuaian harga guna menghindari aksi
downtrading lebih lanjut dari para konsumen. Apalagi, sebanyak 50% dari penjualan HMSP sangat rentan terhadap
downtrading. “Kami berharap pembukaan kembali perekonomian bisa meningkatkan daya beli masyarakat sehingga memungkinkan HMSP menaikkan ASP yang lebih tinggi. Dengan demikian, pertumbuhan laba pada kuartal berikutnya bisa lebih baik,” imbuh Natalia.
Editor: Tendi Mahadi