Marketplace bertebaran, begini strategi ITC Roxy Mas bertahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski saat ini sudah banyak bertebaran online marketplace atau e-commerce yang menjual gadget melalui internet, namun minat konsumen untuk membeli secara offline masih tinggi.

Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Salah satu yang utama, calon pembeli tidak bisa mencoba fitur gadget secara langsung (hands-on). Terlebih lagi, pembeli juga tidak mengetahui apakah toko yang menjual gadget secara online tersebut tepercaya atau tidak.

ITC Roxy Mas Departement Head Agnes Fariati mengamini pernyataan tersebut. Salah satu kelebihan yang bisa pembeli rasakan adalah rasa nyaman serta aman saat membeli gadget secara langsung tanpa rasa khawatir akan barang yang mereka beli.


Baca Juga: Kominfo: Jual ponsel black market, tanggung sendiri risikonya...

“Total ada sekitar 1.000 toko di sini. Para pembeli pun bisa dengan leluasa memilih ingin membeli di mana. Selain ada toko resmi dari berbagai merek gadget ternama, kami juga menyediakan pusat servis lengkap. Ibaratnya, ITC Roxy Mas ini adalah 'One Stop Gadget',” jelas Agnes kepada Kompas.com.

Kendati demikian, Agnes mengakui gempuran disrupsi digital sedikit banyak memengaruhi jumlah konsumen yang datang untuk berbelanja secara langsung. Beberapa tenant juga sempat mengeluhkan hal yang sama. “Selain itu, resesi ekonomi dalam negeri juga memainkan peran yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Namun, dengan strategi yang kami jalankan, ITC Roxy Mas tetap bertahan dari gempuran disrupsi ini,” terang Agnes.

Baca Juga: Sudah resiko, pedagang harus daftarkan setiap ponsel ilegal untuk validasi IMEI

Digitalisasi

Pengelola ITC Roxy Mas sadar betul bahwa kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia secara perlahan berpindah ke cara baru, yakni dengan cara online. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan hal tersebut dengan memaksimalkan konten digital di media sosial yang mereka miliki.

Media sosial, sebut Agnes, bisa menjadi media promosi yang andal. Selain bisa menginformasikan perihal program promo yang sedang dijalankan, media sosial juga kerap dimanfaatkan untuk menyebarkan publikasi event yang sedang terlaksana.

Baca Juga: Sosialisasi sudah jalan, bagaimana soal investasi mesin blokir IMEI?

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie