KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) masih dalam proses transisi penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah. Alhasil, PTFI masih belum bisa melakukan produksi bijih dan konsentrat tembaga secara optimal. Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengatakan, proses transisi tersebut membuat tingkat produksi bijih tembaga menurun. Menurut Tony, penurunan drastis terjadi selama dua tahun ini. Ia bilang, pada tahun 2019-2020, terjadi penurunan sekitar 50% dari kapasitas produksi normal PTFI yang ada di angka 300.000 ton bijih per hari. Baca Juga: Bangun smelter, Freeport siap tarik pinjaman US$ 2,8 miliar dari sembilan bank
Masih masa transisi, produksi Freeport Indonesia masih terpangkas 50% di tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) masih dalam proses transisi penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah. Alhasil, PTFI masih belum bisa melakukan produksi bijih dan konsentrat tembaga secara optimal. Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengatakan, proses transisi tersebut membuat tingkat produksi bijih tembaga menurun. Menurut Tony, penurunan drastis terjadi selama dua tahun ini. Ia bilang, pada tahun 2019-2020, terjadi penurunan sekitar 50% dari kapasitas produksi normal PTFI yang ada di angka 300.000 ton bijih per hari. Baca Juga: Bangun smelter, Freeport siap tarik pinjaman US$ 2,8 miliar dari sembilan bank