Melanjutkan pertumbuhan via IPO (4)



Karakter kepemimpinan  George F W Schaeffler muncul ketika ayahnya tutup usia pada saat dia berusia 32 tahun. Ditinggal pergi, Schaeffler tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Sebagai putra satu-satunya, Schaeffler bangkit melanjutkan hidup sekaligus menerima tanggung jawab besar sebagai pengendali perusahaan berskala internasional, Schaeffler Group. Ini merupakan amanat besar yang mengharuskannya tekun dan bekerja keras selama di tahun-tahun pertama.

Apalagi, saudara perempuannya bernama Kristen lebih dulu menghadap Sang Pencipta pada tahun 1975 karena terkena sengatan listrik akibat pengering rambutnya jatuh ke dalam bak mandi yang sedang ia gunakan.


Beruntung, dukungan moril sang Ibu, Maria Elisabeth Schaeffler menjadi salah satu sumber kekuatannya. Pasalnya, tongkat estafet bisnis diterima Schaeffler di saat nama Schaeffler Group telah melambung dan diakui sebagai produsen terbesar komponen mesin di dunia.

Kesuksesan yang diraih sang ayah menjadi tekanan berat bagi Schaeffler untuk dapat membuktikan kemampuannya kepada dunia. Seiring berjalannya waktu, Schaeffler menggelar serangkaian aksi korporasi untuk membawa Schaeffler jauh lebih sukses.

Hingga pada tahun 2015, Schaeffler menorehkan sejarah baru bagi perusahaan. Schaeffler Group menghelat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Aksi korporasi ini menjadi perbincangan hangat di kalangan pelaku usaha. Dengan nama besar dan prospek bisnis kinclong, hasil penawaran saham Schaeffler Group laris manis bagai kacang goreng.

Editor: Tri Adi