Melihat kinerja sejumlah emiten penambang emas di kuartal I, mana yang paling moncer?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah emiten penambang emas telah melaporkan hasil kinerja sepanjang kuartal pertama 2021. Hasilnya, mayoritas mengalami perbaikan kinerja pendapatan dan laba bersih.

PT Aneka Tambang  Tbk misalnya, membukukan pendapatan bersih senilai Rp 9,21 triliun, naik 77,04% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,20 triliun. 

Emiten dengan kode saham ANTM ini membukukan laba bersih senilai Rp 630,37 miliar, berbalik dari kondisi pada kuartal pertama 2020, dimana ANTM membukukan kerugian hingga Rp 281,84 miliar.


Kinerja ANTM masih ditopang oleh segmen emas, dimana pendapatan dari segmen ini sebesar Rp 6,59 triliun atau menyumbang 72% bagi total pendapatan ANTM. Pendapatan dari segmen emas naik 65% secara year-on-year (yoy).

Baca Juga: Kinerja Merdeka Copper (MDKA) diproyeksi membaik, simak rekomendasi sahamnya

Adapun penjualan emas ANTM pada kuartal I-2021 mencapai 7.411 kg (238.269 troy oz), naik 45% dari capaian kuartal pertama 2020 yang hanya 5.097 kg.

PT United Tractors Tbk (UNTR) juga mencatatkan kinerja positif di segmen tambang emasnya. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini memiliki bisnis emas lewat Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan.

PT Agincourt Resources, anak usaha INTR yang menjalankan bisnis tambang emas, mencatatkan penjualan hingga 95.300 onz ribu ons emas sepanjang tiga bulan pertama 2021, naik 1% dari periode yang sama tahun 2020 sebesar 94.800 oz.

Pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas membukukan pendapatan Rp 2,2 triliun atau naik sebesar 15% secara  yoy.

Kinerja emiten terafiliasi Grup Bakrie, PT Bumi Resoures Minerals Tbk (BRMS) juga terdorong oleh segmen emas. BRMS membukukan kenaikan pendapatan sebesar 37,13% menjadi  US$ 1,35 juta dari sebelumnya hanya US$ 991.000 di kuartal pertama 2020.

Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar US$ 1,61 juta, atau meroket hingga 880% yoy.

Baca Juga: Kejaksaan sebut nilai aset yang disita dari kasus korupsi Asabri capai Rp 13 triliun

CEO & Direktur Utama BRMS, Suseno Kramadibrata mengungkapkan pihaknya membukukan kenaikan produksi dore bullion, yakni mencapai 50 kg atau 10 kali lebih banyak dari kuartal I 2020 yang sebesar 5 kg. Adapun, produksi emas di kuartal I tahun ini mencapai 24 kg atau meningkat dari 2 kg produksi pada kuartal I 2020.

"Terlepas dari peningkatan kinerja keuangan dan produksi tahunan tersebut, kami sebenarnya bisa membukukan pencapaian yang lebih baik di kuartal pertama tahun ini. Kondisi pandemi global telah menyebabkan keterlambatan pengiriman beberapa suku cadang dari China untuk perawatan berkala fasilitas pabrik yang ada saat ini di Poboya, Palu," kata Suseno belum lama ini.

Editor: Noverius Laoli