Melihat peluang dan tantangan industri multifinance pada 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance mengalami tekanan berat pada 2019 lalu. Hal ini tak terlepas dari ketidakpastian ekonomi global setelah perang dagang antara Amerika Serikat dan China memanas.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W. Budiawan mengatakan, kondisi industri multifinance pada 2020 ini belum sepenuhnya membaik. Karena itu, Bambang pertumbuhan industri multifinance juga ditentukan kemampuan melakukan maintaining terhadap kualitas piutang serta tingkat kesehatan keuangannya.

Baca Juga: OJK ingin multifinance dan perbankan makin mesra


"OJK akan senantiasa terus berupaya mengambil langkah-langkah strategis guna memperkuat daya tahan industri pembiayaan agar dapat melewati masa-masa sulit ini dengan baik,"kata Bambang kepada Kontan.co.id, Jumat (3/1).

Tahun 2020, OJK mengajak seluruh pelaku usaha di industri keuangan untuk senantiasa dapat mematuhi peraturan perundangan yang ada, menjaga kondisi pasar, dan memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi dengan melakukan praktik usaha yang sehat, meningkatkan kualitas permodalan dan kesehatan, keuangan, serta meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM.

"OJK menaruh harapan dan keyakinan yang sangat besar terhadap industri pembiayaan untuk terus tumbuh secara sehat dan kredibel, serta memiliki daya tahan terhadap krisis,"tambah Bambang.

Baca Juga: OJK catat ada tiga perusahaan pembiayaan telah menyelesaikan proses penambahan modal

Industri pembiayaan diharapkan tahun 2020 dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan piutang pembiayaan dan penyediaan aspek perlindungan konsumen, sehingga dengan sendirinya akan tercipta market confidence terhadap industri pembiayaan yang dapat berdampak pada pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

"Sebagai implikasinya, tren memperlihatkan bahwa harga komoditas dunia melemah seiring turunnya permintaan (timah, batu bara, aluminium, tembaga). Hal ini juga menyebabkan pertumbuhan ekspor di beberapa negara menjadi terkontraksi,"kata Bambang.

Editor: Noverius Laoli