Memasuki Era Virtual Banking, Waspadai Penipuan Karena Minimnya Literasi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Memasuki era pembayaran digital, minat masyarakat terhadap perbankan virtual (virtual banking) terus meningkat dari tahun ke tahun. Riset terbaru menunjukkan kalangan affluent dan generasi muda (Gen Z) mengalami ketertarikan lebih banyak untuk membuka rekening virtual bank.

Peneliti Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economic and Financial (Indef), Nailul Huda menyatakan tren digitalisasi keuangan menunjukkan perubahan kebiasaan masyarakat yang mulai malas bahkan sudah mengurangi untuk melakukan transaksi keuangan secara fisik.

Menurut Huda, sekitar 60%-70% masyarakat sudah tidak pernah ke cabang, sehingga ada tren penurunan jumlah kantor cabang bank. Di sisi lain, terdapat peningkatan transaksi di mobile banking. Sekitar 30%-50% orang mengkonsumsi layanan mobile banking sebanyak 7 hingga 10 kali dalam sebulan, bahkan bisa lebih dari 10 kali.


Baca Juga: Mengantar BPR Masuk Era Digital

Salah satu alasan tingginya minat terhadap perbankan digital adalah karena akses yang lebih mudah dan efisien tanpa harus pergi ke kantor cabang. 

Hal ini juga membantu masyarakat untuk lebih mudah membuat dan memiliki rekening bank, sehingga membantu inklusi keuangan. Pergeseran tren dengan didorong teknologi yang canggih akan membuat masyarakat memanfaatkan layanan keuangan digital akan meningkat.  

PT Visa Worldwide Indonesia atau Visa Indonesia sebagai perusahaan teknologi pembayaran menyampaikan pihaknya saat ini memang masih mengembangkan contactless payment Visa berbasis kartu fisik, namun ini menurut visa jauh lebih aman dari tindak penipuan maupun kemungkinan terjadinya hack. 

"Tapi di negara maju ini sudah beralih menggunakan device yang dimiliki seperti ponsel atau smart watch apa pun yang bisa disinkronisasi menggunakan tokenization. Dengan teknologi ini, nomor kartu kita sifatnya hanya belakang layar, ini untuk meningkatkan keamanan, sehingga nomor kartu ini tidak perlu lagi beredar dalam ekosistem,” kata Dessy Masri, Head of Products and Solutions Visa Indonesia dalam acara Contactless Talk yang berlangsung secara virtual, Senin (19/6).

Baca Juga: Cermati 4 Cara Top Up OVO melalui BRI, BCA, BNI, hingga Mandiri Mobile Banking

Meskipun digital banking sangat disukai karena ketersediaan layanannya yang tanpa batas jam operasional, survei Consumer Payment Attitudes Study 2022 Visa menemukan bahwa bank tradisional masih menjadi yang terdepan sebagai pilihan bank utama karena alasan keamanan dan penilaian kredit. 

Temuan tersebut mendata sebanyak 46% takut rekeningnya di-hack, sementara 39% merasa khawatir akan terjadinya transaksi tidak sah atau penipuan. Sisanya sebanyak 35% justru menghawatirkan jaringan yang tidak stabil. 

Editor: Noverius Laoli