Menakar Prospek Kinerja Emiten Ban, Saham GJTL Masih Menarik?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja bisnis emiten ban berpeluang menggelinding kencang pada tahun ini. Hanya saja, sebagai pilihan trading dan investasi, pelaku pasar masih perlu selektif dalam memilih saham emiten ban.

Sejauh ini, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) melaju paling kencang dibanding saham ban yang lain. Salah satu saham jagoan Lo Kheng Hong ini masih mampu naik 0,83% hari Selasa (11/7), mengakumulasi penguatan 117,86% dari awal tahun 2023.

Pada kuartal pertama 2023, kinerja bisnis GJTL juga cemerlang. Top line dan bottom line kompak melejit, dengan lonjakan laba bersih hingga 271,7 % (YoY) menjadi sebesar Rp 265,69 miliar.


Baca Juga: Emiten Produsen Ban Miliki Prospek Cerah, Begini Prospek Gajah Tunggal (GJTL)

Kinerja bisnis PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) sebenarnya tak kalah moncer. Dalam periode tiga bulan pertama 2023, GDYR sukses membalikkan kerugian US$ 1,34 juta menjadi laba bersih US$ 253.671.

Sayangnya, pergerakan harga saham GDYR masih terganjal, memerah 3,23% secara year to date (YTD). Laju saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) masih lebih mulus dengan menempuh lonjakan 72,64% secara YTD, meski belakangan kian melandai.

 
GJTL Chart by TradingView

Sedangkan pendatang baru, PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE) masih belum bisa berbicara banyak. Harga saham emiten yang baru listing pada 8 Mei 2023 ini masih berkutat di bawah harga penawaran saat IPO.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Johan Trihantoro mengamati kinerja bisnis emiten ban cukup prospektif pada tahun ini. Aktivitas bisnis dan mobilitas masyarakat yang kembali normal menjadi katalis positif untuk industri otomotif, termasuk bagi emiten ban.

Baca Juga: Gajah Tunggal (GJTL) Incar Penjualan Naik 15% di tahun 2023

"Permintaan akan ban sejalan dengan perkembangan industri otomotif. Kami memprediksi ada prospek peningkatan produksi ban," kata Johan kepada Kontan.co.id, Selasa (11/7).

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menambahkan bahwa kondisi makro ekonomi juga relatif kondusif bagi bisnis emiten yang terkait otomotif. Secara momentum, musim liburan dan maraknya cuti bersama turut menjadi katalis penting.

"Kondisi ini meningkatkan mobilitas dan arus kendaraan. Sehingga, masyarakat yang bepergian cenderung melakukan maintenance kendaraan. Emiten ban berpotensi mengalami peningkatan penjualan," sebut Alrich.

Editor: Noverius Laoli