Menakar Prospek Saham Emiten Farmasi Usai Rilis Kinerja Keuangan Kuartal I 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten farmasi telah merilis laporan keuangan pada kuartal I 2023. Mayoritas membukukan kinerja negatif pada penjualan dalam tiga bulan pertama tahun 2023.

Pertama ada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan penjualan Rp 7,86 triliun di kuartal I 2023. Penjualan ini naik 12,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 7 triliun.

Alhasil pada kuartal I 2023, Kalbe Farma mampu membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 855,71 miliar di kuartal pertama 2023. Laba ini naik 2,5% dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 834,88 miliar.


Selanjutnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,30 triliun pada kuartal I tahun 2023, penjualan tersebut naik 1,76% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,26 triliun.

Sehingga KAEF mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 386,49 juta pada kuartal I 2023. Realisasi ini turun 93,3% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 5,77 miliar.

Baca Juga: Penjualan Produk Consumer Health dan Nutrisi Kalbe Farma (KLBF) Lebih Kencang

Kemudian PT Phapros Tbk (PEHA), mencatatkan penurunan penjualan pada tiga bulan pertama tahun 2023, yakni sebesar Rp 260,97 miliar. Atau turun 3,07 % dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebesar Rp 269,25 miliar.

Sehingga laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya sebesar Rp 4,70 miliar atau turun 15,91% daripada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,59 miliar.

Kepala riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima menilai, kinerja emiten farmasi pada tiga bulan pertama tahun 2023 bervariatif adapun perusahaan yang memiliki diversifikasi ke produk suplemen kesehatan seperti KLBF cenderung mampu membukukan pertumbuhan yang stabil di kuartal I 2023.

Namun emiten farmasi yang hanya fokus pada obat seperti PEHA dan KAEF cenderung tertekan pada kuartal I 2023 karena permintaan obat cenderung turun setelah kasus Covid-19 melandai.

Adapun kedepannya, menurut Raphon emiten farmasi memiliki prospek yang cenderung lebih baik pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

"Perusahaan farmasi cenderung terlepas dari tekanan beban pokok setelah harga-harga komoditas mengalami penurunan serta Rupiah mengalami penguatan. Namun dari sisi penjualan cenderung terbatas," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/5).

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Akan Tebar Dividen Tahun 2022, Cek Besarannya

Editor: Yudho Winarto