Menanti Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, Akankah Pasar Saham Terpukul?



KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Laporan inflasi Amerika Serikat (AS) kini tengah dinanti-nantikan dan diantisipasi. Pasalnya, reli pasar saham di awal tahun ini bisa gagal jika harapan untuk penurunan lebih cepat dalam biaya hidup tak terjadi.

Indeks Harga Konsumen (IHK) di Januari dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS diperkirakan menunjukkan kenaikan 6,2% dari tahun sebelumnya, melambat dari kenaikan 6,5% dari tahun ke tahun yang terlihat pada bulan sebelumnya, menurut survei ekonom oleh Dow Jones. 

Ukuran harga inti yang menghapus biaya makanan dan bahan bakar yang mudah menguap, diperkirakan akan naik 0,4% dari Desember 2022, atau 5,5% dari tahun ke tahun (yoy). 


Baca Juga: Angka Inflasi AS Berpotensi Naik, Rupiah Ditutup Melemah Hari ini (13/2)

"Setiap pembacaan inti di bawah 5,5% kemungkinan akan menjadi katalis kenaikan jangka pendek untuk saham, dan setiap pembacaan di atas 5,5% kemungkinan akan dipandang negatif oleh pasar dalam jangka pendek," kata George Ball, ketua Sanders Morris Harris dikutip dari Marketwatch, Selasa (14/2), 

Inflasi Nowcast Federal Reserve Bank of Cleveland memprediksi laporan IHK yang lebih panas dari konsensus.

Pada awal pekan ini, Fed Cleveland menunjukkan survei IHK utama naik 0,65% dari bulan ke bulan, atau 6,5% setiap tahun. Untuk IHK inti, diperkirakan ada peningkatan bulanan 0,46% dan peningkatan 5,6% dari tahun ke tahun.

Sementara itu, survei konsumen Federal Reserve New York menunjukkan ekspektasi inflasi pada 2023 tidak berubah dari 5% pada Desember. Tingkat inflasi yang diharapkan tiga tahun dari sekarang mencapai 2,7%, sedangkan inflasi lima tahun dari sekarang diproyeksikan menjadi 2,5%, kata Fed New York. 

Baca Juga: Harga Emas Tertekan Jelang Rilis Angka Inflasi AS

Editor: Noverius Laoli