KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini The Fed kembali bertemu dalam
Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30 sampai 31 Juli 2019 mendatang.
Pasar berharap suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) turun sebab sebelumnya Bank Indonesia sudah menurunkan BI7-DRR terlebih dulu. Sejumlah analis memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) akan tertekan karena investor yang w
ait and see.
Baca Juga: Hanya naik 2,11%, kinerja IHSG terburuk kedua di bursa kawasan Asia Tenggara Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan walaupun sinyal kuat The Fed akan menurunkan suku bunga, bukan berarti IHSG bakal otomatis menghijau pada perdagangan pertama pekan depan.
“Di masa-masa penantian, investor cenderung
wait and see sehingga
composite index tertekan. Sukarno memproyeksikan IHSG melanjutkan koreksi pada Senin (29/7) di rentang 6.257-6.351,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (26/7).
Namun, sewajarnya IHSG akan merespon positif jika The Fed jadi menurunkan suku bunga. Ditambah juga IHSG sudah koreksi dalam dan sudah saatnya kembali ke zona hijau.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Masih Diselimuti Sentimen The Fed dan Laporan Keuangan Tapi jika FFR stagnan di saat BI7-DRR sudah turun, Sukarno menilai pasar akan merespons negatif karena hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Padahal seharusnya The Fed sudah waktunya menurunkan suku bunga sebab Amerika Serikat membutuhkan stimulus perekonomian.
Editor: Noverius Laoli