Mendag Agus Suparmanto beberkan enam target dalam IA-CEPA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) masih menunggu ratifikasi dari DPR. Meski begitu, di hadapan anggota komisi VI DPR, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto membeberkan enam target pemerintah dalam perundingan IA-CEPA ini.

Pertama, berkaitan dengan peningkatan investasi. Agus menerangkan, melalui IA-CEPA, pemerintah akan mendorong pelaku usaha Australia untuk meningkatkan investasi di Indonesia.

Baca Juga: Tahun ini, DPR tak bahas perjanjian IE-CEPA dan ASEAN agreement on e-commerce


Sektor yang dibidik antara lain adalah pendidikan tinggi, pendidikan kejuruan dan vokasi, pertambahan rumah sakit, panti jompo, telekomunikasi, pariwisata dan lainnya.

"Investasi terutama di sektor pendidikan tinggi, pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi diharapkan dapat meningkatkan kapasitas SDM Indonesia, sementara investasi di sektor energi dan transportasi diharapkan dapat mendorong pembangunan infrastruktur," tutur Agus, Senin (18/11).

Target kedua berkaitan dengan akses pasar untuk perdagangan jasa. Pasalnya, dengan perjanjian perdagangan ini, Indonesia dapat berinvestasi di Australia dengan kepemilikan modal hingga 100% di hampir seluruh sektor jasa di Australia.

Indonesia juga berpeluang meningkatkan pengguna jasa khususnya di bidang pariwisata dari Australia di Indonesia. Ke depan, tenaga ahli Indonesia diharapkan dapat lebih mudah memasuki pasar tenaga kerja di Australia karena kemudahan yang ditawarkan berkaitan dengan izin masuk sementara.

Baca Juga: DPR sepakat pembahasan ratifikasi IA-CEPA dilakukan tahun ini

Target ketiga berkaitan dengan bidang perdagangan barang. Dengan pengimplementasian IA-CEPA, Australia akan mengeliminasi semua pos tarif. Dengan begitu, produk Indonesia seperti otomotif, ban, plywood, kayu, furnitur, garmen dan lainnya bisa mengalami peningkatan ekspor.

Keempat berkaitan dengan konsep economic powerhouse. Ini bertujuan untuk memperdalam dan memperluas jaringan supply chain antara kedua. Nantinya, akan dibangun kerja sama produksi yang hasil finalnya tidak hanya dipasarkan di kedua negara melainkan juga ke negara lain.

Editor: Noverius Laoli