Mendag beberkan urgensi pengesahan Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto membeberkan berbagai urgensi disahkannya Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (IM-PTA) di hadapan Komisi VI DPR.

Agus mengatakan, salah satu urgensi disahkannya perjanjian dagang ini adalah untuk mendiversifikasi negara tujuan ekspor. Pasalnya, menurut Agus, pangsa pasar ekspor Indonesia di kawasan Afrika masih tergolong kecil atau sekitar 2,1% dibandingkan total perdagangan Indonesia ke dunia.

Sementara, pangsa pasar ekspor Indonesia ke kawasan lain, seperti ke Asia Timur mencapai 41,5%, ke Amerika Utara 9,8%, dan ke Uni Eropa 8,8%.


"Oleh sebab itu IM-PTA diharapkan dapat membantu mendorong pangsa pasar lebih besar ke benua Afrika di masa depan," kata Agus dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (8/12).

Baca Juga: Kembangkan program gasifikasi batubara, Pertamina gandeng dua emiten batubara ini

Urgensi lainnya adalah meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Mozambik. Menurut Agus, saat ini rata-rata tarif bea masuk Mozambik untuk produk pertanian sebesar 14% dan produk non pertanian sebesar 9,7%.

Agus berpendapat dengan adanya IM-PTA, maka  beberapa produk ekspor utama Indonesia akan mendapatkan preferensi tarif bea masuk lebih rendah bahkan 0%, sehingga ini akan meningkatkan daya saing bagi Indonesia.

Selanjutnya adalah perluasan akses pasar produk di Mozambik dan kawasan Afrika. Menurut Agus, hal ini terjadi lantaran Mozambik tengah mengembangkan infrastruktur dalam mendukung perannya sebagai hub di kawasan Afrika bagian timur dan selatan.

Urgensi berikutnya adalah penguatan industri dalam negeri. Agus mengatakan dengan IM-PTA ini, maka Indonesia akan memiliki lebih banyak pilihan sumber bahan baku di dalam negeri.

"Misalnya kapas untuk industri TPT, kacang-kacangan untuk industri makanan dan minuman dan bahan tambang dengan harga dan kualitas yang cukup kompetitif, sehingga akan mendorong produktivitas industri nasional," terang Agus.

Baca Juga: Thomas Lembong mendapat penghargaan medali diplomatik tertinggi dari Korea Selatan

Agus juga menerangkan, saat ini bentuk perjanjian dagang Indonesia dengan Mozambik masih berupa PTA yang hanya mengatur pernjanjian barang dalam jumlah termatas. Menurutnya, ini juga bertujuan sebagai strategi inkremental dimana diharapkan kedua pelaku usaha dapat saling percaya dan menumbukan kepastian berusaha.

Agus mengatakan, bila perjanjian ini mampu meningkatkan ekspor Indonesia secara signifikan, maka bisa jadi perundingan dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Editor: Noverius Laoli