KONTAN.CO.ID - Kelahiran bayi dapat memicu campuran emosi yang kuat, dari kegembiraan hingga ketakutan dan kecemasan. Selain itu, kelahiran bayi juga bisa memunculkan hal yang tidak terduga yakni depresi atau dikenal dengan depresi post partum atau post partum depression. Kebanyakan ibu baru mengalami "baby blues" setelah melahirkan, yang biasanya mencakup perubahan suasana hati, tangisan, kecemasan, dan kesulitan tidur.
Gejala depresi post partum
Depresi setelah melahirkan pada awalnya mungkin disalahartikan sebagai baby blues. Namun, depresi post partum tanda dan gejalanya lebih intens dan bertahan lebih lama, dan pada akhirnya dapat mengganggu kemampuan ibu untuk merawat bayi dan menangani tugas sehari-hari lainnya. Gejala biasanya berkembang dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan, tetapi dapat dimulai lebih awal, yakni selama kehamilan atau hingga satu tahun setelah bayi lahir. Depresi post partum adalah keadaan ketika seorang ibu merasakan rasa sedih, bersalah, dan bentuk umum depresi lainnya dalam jangka waktu yang lama setelah melahirkan.- Suasana hati tertekan atau perubahan suasana hati yang parah
- Menangis berlebihan
- Kesulitan menjalin ikatan dengan bayi
- Menarik diri dari keluarga dan teman
- Kehilangan nafsu makan atau makan lebih banyak dari biasanya
- Ketidakmampuan untuk tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur
- Kelelahan yang luar biasa atau kehilangan energi
- Berkurangnya minat dan kesenangan pada aktivitas yang dulu Anda nikmati
- Mudah marah
- Takut bahwa Anda bukan ibu yang baik
- Keputusasan
- Perasaan tidak berharga, malu, bersalah atau tidak mampu
- Berkurangnya kemampuan untuk berpikir jernih, berkonsentrasi atau mengambil keputusan
- Kegelisahan
- Kecemasan yang parah dan serangan panik
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi Anda
- Pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri