Mengenal Iron Dome, Strategi Pertahanan Udara Israel yang Mampu Cegat Ribuan Rudal



KONTAN.CO.ID - Saat roket terus menghujani Israel, pada minggu lalu, hal ini menandai serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Iran. Pada saat itu, Iran menembakkan 181 rudal balistik ke Israel. 

Selama satu jam, seluruh warga Israel berlindung. Tidak ada korban atau cedera yang dilaporkan pemerintah Israel, berkat sistem pertahanan udara mereka yakni Iron Dome.

Melansir Fox News, sistem ini sangat penting dalam melindungi warga sipil Israel, karena mampu mencegat ribuan rudal yang ditujukan ke pusat-pusat populasi. Namun, menurut kepala staf IDF, beberapa rudal mendarat di beberapa pangkalan angkatan udara dan dekat markas Mossad, meskipun tidak menyebabkan "kerusakan signifikan".


Strategi pertahanan udara Israel melampaui Iron Dome. Sistem seperti David's Sling dan Arrow 2 dan Arrow 3 memberikan pertahanan terhadap rudal jarak menengah dan jauh, dan sistem ini juga sangat penting dalam konflik saat ini. 

Brigjen Cadangan Angkatan Udara Israel Doron Gavish menjelaskan bahwa struktur pertahanan berlapis-lapis dirancang untuk menangani berbagai macam ancaman. 

"Kami telah menggunakan David's Sling untuk mencegat roket dari Lebanon, dan Arrow 3 untuk melawan rudal balistik dari Iran. Bukan hanya Iron Dome – ini adalah jaringan sistem yang bekerja bersama."

Baca Juga: Vladimir Putin Bakal Bertemu Presiden Iran untuk Bahas Krisis Timur Tengah

Meskipun Iron Dome tidak digunakan secara luas untuk melawan Iran, operatornya tetap sibuk menjaga keamanan Israel sejak dimulainya perang pada 7 Oktober tahun lalu.

"Iron Dome telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, tetapi, seperti sistem pertahanan lainnya, pertempuran yang berlangsung lama dan berintensitas tinggi telah membebani sistem tersebut – sistem ini tidak dibangun untuk konflik dengan durasi dan intensitas seperti ini," jelas Hilla Haddad Chmelnik, seorang insinyur kedirgantaraan yang memainkan peran penting dalam pengembangan Iron Dome. 

Haddad Chmelnik mengakui bahwa sistem tersebut sedang diuji dengan cara yang tidak dirancang sebelumnya.

Haddad Chmelnik, yang juga menjabat sebagai direktur jenderal Kementerian Inovasi, Sains, dan Teknologi Israel, menekankan perlunya inovasi berkelanjutan untuk mengimbangi ancaman yang terus berkembang.

Dan dengan meningkatnya pertempuran Lebanon dan Israel dengan Hizbullah, kebutuhan akan sistem tersebut lebih besar dari sebelumnya, katanya. 

Baru minggu lalu saja, ratusan roket, rudal, dan UAV diluncurkan ke Israel dari Hizbullah di Lebanon.

Baca Juga: 1 Tahun Konflik Gaza: Bukannya Mereda, Perang Semakin Menyebar di Timur Tengah

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie