Menilik kesiapan sejumlah emiten dalam menghadapi jatuh tempo utang



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menjelang akhir tahun, sejumlah emiten memiliki kewajiban untuk membayar obligasi jatuh tempo, salah satunya PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Manajemen TBIG mengumumkan telah menyediakan dana untuk melunasi utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.

Dalam keterbukaan informasi, Direktur Tower Bersama Infrastructure, Helmy Yusman menjelaskan, efek bersifat utang perusahaan yaitu obligasi berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastructure tahap II tahun 2020 seri A (obligasi ) akan jatuh tempo pada tanggal 12 Desember 2021.

“Jumlah pokok obligasi sebesar Rp 295 miliar dan pembayaran atas bunga ke-4 obligasi, dengan ini kami sampaikan bahwa perseroan telah menyediakan dana untuk melunasi pokok dan bunga ke-4 obligasi tersebut kepada pemegang obligasi,” ujarnya.


Lebih lanjut, pelunasan pokok dan bunga ke-4 obligasi tersebut akan dilakukan dan didistribusikan melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai agen pembayaran. “Obligasi jatuh tempo pada 12 Desember 2021 akan dilunasi dengan obligasi Rupiah,” katanya pada Kontan, Selasa (7/12).

Baca Juga: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) siapkan dana untuk bayar obligasi jatuh tempo

Dalam catatan Kontan, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk berencana menerbitkan obligasi rupiah senilai Rp 1,45 triliun. Penerbitan surat utang ini merupakan tahap kedua dari Obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure dengan total target dana Rp 15 triliun.

Selanjutnya, emiten PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) juga sudah menyiapkan dana guna melunasi pokok dan pembayaran Bunga Obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 Seri D-E ke-12 dan pelunasan pokok seri D yang akan yang akan jatuh tempo pada tanggal 21 Desember 2021 mendatang.

Harjanto Widjaja Direktur Utama ZINC mengatakan, jumlah obligasi dengan kode efek ZINC01D sebesar Rp 18,4 miliar dengan bunga gross obligasi senilai Rp 749,8 juta serta tingkat bunga 16,3%.

Selanjutnya, untuk kode efek ZINC01E dengan jumlah obligasi senilai Rp 23 miliar dengan bunga gross obligasi sebesar Rp 966 juta serta tingkat bunga 16,8%. Adapun jumlah obligasi menjadi sebesar Rp 41,4 miliar dan bunga sebesar Rp 1,71 miliar.

Baca Juga: Penanganan utang jadi salah satu fokus dirut baru PLN

Editor: Noverius Laoli