Menilik prospek pasar saham dan obligasi hingga akhir tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek atau outlook pasar modal pada tahun ini dipercaya masih akan memberi upside bagi para investor. Momen terjadinya koreksi di pasar bisa dimanfaatkan untuk investor masuk, baik ke pasar saham maupun obligasi.

Chief Investment Officer Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Ali Yahdin Saugi mengatakan, pada sisa tahun ini prospek pasar modal masih akan positif. Dengan pertumbuhan ekonomi yang dipercaya bisa kembali ke level 4,5% - 5%, baik pasar saham maupun pasar obligasi dinilai masih memiliki upside.

“Walau memang upside sudah tidak akan sebesar tahun lalu mengingat pada akhir 2020 sudah terjadi apresiasi kinerja yang tinggi. MMI masih optimistis kinerja pasar saham dan obligasi pada sisa tahun ini bisa memberikan return yang menarik,” kata Ali belum lama ini.


Ali melihat, untuk pasar saham, sentimen positif utama masih akan datang dari proses pemulihan aktivitas ekonomi. Tak hanya itu, implementasi omnibus law turut berpotensi menggenjot aktivitas ekonomi dan investasi di Indonesia yang pada akhirnya akan menjadi katalis positif untuk pasar saham.

Baca Juga: Pemerintah akan melelang tujuh seri SUN pada Selasa (16/3), berikut daftarnya

Ditambah lagi, Ali meyakini, pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) akan memberikan leverage bagi sektor-sektor tertentu yang diuntungkan oleh pembukaan ekonomi. Menurutnya, sektor ritel dan properti merupakan salah satu yang diuntungkan dengan membaiknya daya beli masyarakat. Apalagi, vaksinasi juga akan mempercepat pulihnya daya beli masyarakat.

Ali juga bilang, sektor finansial, khususnya perbankan akan jadi salah satu sektor yang punya prospek menarik pada sisa tahun ini. Dengan berbagai faktor tadi, MMI menghitung IHSG bisa bergerak ke level 6.600 - 6.800 pada akhir tahun nanti.

Senada, Director & Chief Investment Officer Fixed Income MAMI Ezra Nazula mengatakan, prospek pasar modal Indonesia pada tahun ini masih akan menarik.

Untuk pasar saham, Ezra bilang, setidaknya terdapat tiga sektor yang menarik. Pertama, sektor komoditas dan energi akan diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi global yang memicu permintaan mengalami kenaikan signifikan dan akhirnya mengangkat harga komoditas.

“Sektor telekomunikasi juga menarik seiring konsumsi data yang masih akan terus meningkat dan beri keuntungan ke sektor ini. Lalu, sektor finansial tetap masih menarik mengingat kualitas aset perbankan masih bagus, likuiditas melimpah, hingga pemulihan aktivitas ekonomi,” jelas Ezra.

Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin menilai, kenaikan harga komoditas akan memberi dampak positif pada Indonesia mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang ekspornya berfokus pada komoditas.

“Apalagi, ketika hal tersebut dikombinasikan dengan nilai tukar rupiah yang stabil, tentu kinerja neraca perdagangan kita juga akan terus membaik. Di satu sisi, ini turut mendorong pendapatan perusahaan akan semakin tumbuh dan bisa berdampak positif pada pasar saham tentunya,” jelasnya.

Baca Juga: Harga emas masih menurun, analis sarankan investor berhati-hati

Editor: Handoyo .